Latar Belakang Kartini Manoppo, Istri Kelima Presiden Soekarno
JAKARTA – Kartini Manoppo adalah sosok yang tidak kalah menarik dibandingkan dengan istri-istri lain Presiden Soekarno.
Ia lahir pada tanggal 19 Maret 1931 di Kotamobagu, Sulawesi, yang saat itu masih berada di bawah pemerintahan Hindia Belanda. Kotamobagu merupakan ibu kota dari Kerajaan Bolaang Mongondow, sebuah kerajaan yang pernah berdiri sejak tahun 1280 hingga 1 Juli 1950.
Kartini dilahirkan dalam lingkungan keluarga bangsawan. Ayahnya, Anto Cornelis Manoppo, adalah salah satu pangeran dari Kerajaan Bolaang Mongondow.
Selain itu, ia juga seorang birokrat yang pernah menjabat sebagai bupati pertama Bolaang Mongondow setelah daerah tersebut bergabung dengan Republik Indonesia.
Saudara kandung ayah Kartini adalah Raja Henny Yusuf Cornellius Manoppo, yang menjadi raja terakhir kerajaan tersebut.
Pada 1 Juli 1950, Raja Henny Yusuf Cornellius Manoppo mengeluarkan maklumat yang menyatakan bahwa Kerajaan Bolaang Mongondow resmi bergabung ke dalam Republik Indonesia dan mengumumkan pengunduran dirinya sebagai raja.
Dari Lukisan ke Cinta
Kartini dikenal sebagai pramugari Garuda Indonesia. Pada tahun 1959, Soekarno menghadiri sebuah pameran lukisan yang diselenggarakan oleh pelukis Basuki Abdullah.
Saat melihat salah satu lukisan yang dipamerkan, Soekarno terpukau oleh kecantikan wanita dalam lukisan tersebut.
Ia langsung jatuh cinta dan bertanya kepada Basuki tentang identitas wanita dalam lukisan itu. Basuki menjelaskan bahwa modelnya adalah salah satu pramugari Garuda Indonesia, yaitu Kartini Manoppo.
Kebetulan, beberapa jam sebelum penerbangan ke Surabaya, Kartini diminta untuk ikut serta. Seorang pejabat tinggi kemudian bertanya tentang nama Kartini Manoppo dan memanggilnya untuk menghadap Bung Karno.
Kartini merasa gugup karena tak tahu apa kesalahan yang ia lakukan. Namun, ketika berhadapan dengan Soekarno, ia kaget mendengar ucapan presiden tersebut: “Kamu Kartini Manoppo? Wah, aslinya lebih cantik dari lukisannya.” Sejak saat itu, Kartini sering menemani Bung Karno dalam kunjungan luar negeri.
Perjalanan Cinta yang Tidak Resmi
Pada suatu kesempatan, Soekarno meminta Sekretariat Negara mengirim Kartini sebagai wakil Indonesia dalam Pacific Festival di San Francisco, Amerika Serikat. Sebelum berangkat, ia diminta datang ke Istana untuk menerima petunjuk. Di sana, Soekarno mengungkapkan perasaan cintanya pada Kartini.
Kartini kaget dan bingung karena Soekarno meminta jawaban langsung. Ia menjawab iya, namun meminta syarat agar semua hal diperjelas menanti kepulangannya dari AS.
Setelah kembali dari Amerika Serikat, Kartini akhirnya menikah dengan Soekarno. Namun, pernikahan ini hanya dilakukan secara siri karena keluarga Kartini awalnya tidak menyetujui hubungan tersebut.
Dari pernikahan ini, Kartini melahirkan seorang anak laki-laki bernama Totok Suryawan Sukarno. Anak tersebut lahir pada 17 Agustus 1967 di Nurenberg, Jerman. Soekarno meminta istrinya melahirkan di Jerman karena situasi politik yang tidak stabil dan masa kekuasaannya yang mulai berakhir.
Setelah melahirkan, Kartini kembali ke Indonesia karena rindu terhadap tanah air dan Bung Karno. Ia wafat di Jakarta pada 14 April 1990, saat usianya 59 tahun. Jenazahnya kemudian dibawa ke Kotamobagu dan dimakamkan di sana.