Koin Meme Shiba Inu dan Dogecoin Menghadapi Tekanan Berbeda
Dua koin meme yang paling populer, Shiba Inu (SHIB) dan Dogecoin, sedang mengalami tekanan signifikan. Meski alasan utamanya berbeda, situasi ini menunjukkan bahwa pasar kripto terus menghadapi tantangan yang kompleks.
Shiba Inu: Penurunan Harga dan Aktivitas Jaringan Menurun
Meskipun harga SHIB hanya turun 0,6 persen dalam 24 jam terakhir, penurunan dalam periode 30 hari mencapai lebih dari 17 persen. Hal ini menunjukkan adanya kekhawatiran di kalangan investor. Aktivitas harian dompet aktif SHIB juga terus menurun, bahkan hampir menyentuh titik terendah bulanan, yaitu sekitar 3.148 alamat aktif.
Secara historis, lonjakan jumlah alamat aktif sering kali menjadi indikator naiknya harga. Namun, saat ini, indikator Bull-Bear Power (BBP) menunjukkan peningkatan tekanan jual, yang mengindikasikan bahwa pasar sedang didominasi oleh para penjual.
Namun, ada satu indikator yang menunjukkan anomali: Chaikin Money Flow (CMF). Nilainya masih berada di atas nol, menandakan arus masuk modal ke dalam SHIB. Artinya, meskipun investor kecil tampak menjauh, para pemain besar justru mulai mengakumulasi token ini. Dalam tiga bulan terakhir, 100 dompet terbesar telah menambahkan hampir 21 triliun SHIB ke dalam kepemilikan mereka.
Teknikal lain juga memperkuat sinyal waspada. Harga SHIB telah menembus level support USD 0,00001259 atau setara Rp 0,21 dan kini berada di kisaran USD 0,00001247. Jika tekanan jual terus berlanjut, harga bisa turun menuju USD 0,00001215 bahkan hingga USD 0,00001160. Satu-satunya cara untuk membalikkan tren ini adalah menembus kembali ke atas USD 0,00001320. Jika tidak, arah pasar tetap bearish.
Dogecoin: Ancaman dari Kelompok Qubic
Di sisi lain, Dogecoin menghadapi tantangan yang lebih ekstrem. Komunitas Qubic, kelompok yang sebelumnya berhasil melakukan serangan 51 persen terhadap jaringan Monero, kini menjadikan Dogecoin sebagai target berikutnya.
Pendiri Qubic, Sergey Ivancheglo, mengonfirmasi bahwa komunitasnya telah memilih Dogecoin melalui pemungutan suara internal untuk menjadi proyek berikut yang akan “ditaklukkan”. Sebelumnya, mereka mengklaim berhasil menguasai lebih dari 77 persen hashrate Monero, menjadikan serangan 51 persen dari hal yang teoretis menjadi ancaman nyata.
Dogecoin bukan target sembarangan. Tidak seperti Monero yang menggunakan algoritma RandomX yang ramah CPU dan anti ASIC, Dogecoin menggunakan algoritma Scrypt dan ditambang secara bersamaan (merge-mined) dengan Litecoin. Artinya, keamanan jaringan Dogecoin juga dijaga oleh kekuatan komputasi Litecoin.
Saat ini, total kekuatan jaringan gabungan Dogecoin dan Litecoin mencapai sekitar 6,25 PH/s, jauh melampaui kapasitas Monero yang hanya sekitar 4,29 GH/s. Untuk membobol jaringan sebesar itu, kelompok Qubic mengakui bahwa mereka butuh waktu berbulan-bulan hanya untuk persiapan.
Meskipun tantangan begitu besar, para pendukung Qubic tidak gentar. Mereka bahkan menyebut, jika bisa menguasai hanya 0,1 persen dari kekuatan jaringan Dogecoin-Litecoin, itu sudah cukup untuk melampaui seluruh kekuatan jaringan Monero lebih dari seribu kali lipat.
Ancaman terhadap Dogecoin ini menjadi peringatan keras bagi seluruh ekosistem kripto, khususnya jaringan dengan mekanisme Proof of Work (PoW). Jika serangan seperti ini benar-benar terjadi, dampaknya bisa jauh lebih luas dari sekadar satu koin, karena bisa mengguncang kepercayaan terhadap keamanan blockchain secara keseluruhan.