Sopir Taksi Online asal Tegal Tewas Dirampok di Songgom Brebes, Ternyata Seorang Guru PPPK Terbaik

Guru Tewas Dirampok di Brebes
Jajaran Satreskrim Polres Brebes melakukan evakuasi mayat seorang guru yang ditemukan tergeletak di hutan jati di Desa/Kecamatan Songgom, Brebes. (Foto: Istimewa)

BREBES – Duka mendalam menyelimuti dunia pendidikan di momentum Hari Guru Nasional 2025 di Kota Tegal, Jawa Tengah. Salah satu guru terbaik di sekolah dasar (SD) negeri di Kota Tegal tewas akibat pembunuhan dan perampokan.

Korban adalah Kusyanto (46) warga Kelurahan Keturen, Kecamatan Tegal Selatan yang bertugas sebagai guru wali kelas 2 SDN Kalinyamat Wetan 03 Kota Tegal.

Statusnya sebagai guru pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) mengharuskan ia mencari nafkah tambahan sebagai pengemudi mobil online. Kusyanto yang di hari libur pada Minggu (23/11/2025) pamit keluar rumah untuk bekerja mencari dan mengantarkan penumpang.

Kusyanto kemudian ditemukan dalam keadaan tewas pada Senin (24/11/2025) di kawasan hutan lindung milik Perhutani KPH Balapulang di Desa Songgom, Kecamatan Songgom, Brebes.

Malam sebelumnya, warga sempat melihat mobil korban melaju kencang masuk dan keluar dari hutan di sekitar tempat penimbunan kayu (TPK) Perhutani.

“Iya sambilan jadi sopir online. Kalau sehari-hari memang guru SDN Kalinyamat 03,” kata Iva, salah satu kerabatnya di rumah duka di Desa Tegalwangi, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Selasa (25/11/2025).

Pantauan Kompas.com di rumah duka di Desa Tegalwangi, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Selasa (25/11/2025), nampak berselimut duka.

Istri korban Lusi Ervina Ervianti yang juga seorang guru nampak sangat terpukul. Sambil memeluk kedua anaknya, mulutnya terlihat terus menerus melantunkan dzikir dan doa untuk suami tercintanya. Almarhum sendiri meningggalkan seorang istri dan dua anak yang masih duduk di bangku SMA dan SMP.

Menurut Iva yang juga rekan kerjanya di SDN Kalinyamat 03, almarhum merupakan sosok yang ramah, murah senyum dan disukai rekan kerja dan para muridnya. “Beliau disukai anak-anak. Orangnya ramah. Jadi sejak muda beliau mengabdi sebagai guru honorer. Baru diangkat PPPK lima tahun terakhir,” kata Iva.

Almarhum sendiri dikabarkan akan diperpanjang statusnya lima tahun ke depan sebagai guru PPPK di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Tegal. Sama hal suaminya, Lusi juga merupakan guru SD di Kelurahan Randugunting, Kota Tegal. Baik rekan dari korban maupun istrinya terus berdatangan untuk mendokan dan menyampaikan bela sungkawa.