Klarifikasi Suami Mengenai Kematian Kairissta Chaniago
Irfan Fikri, suami dari Kairissta Chaniago, menyangkal bahwa kematian istrinya disebabkan oleh kehabisan oksigen saat menyelam di Ujung Kulon. Peristiwa ini terjadi pada Minggu dini hari, 17 Agustus 2025. Sebelumnya, berbagai pemberitaan mengklaim bahwa Kairissta meninggal akibat tenggelam atau kekurangan oksigen selama aktivitas menyelam.
Irfan memberikan penjelasan melalui unggahan media sosialnya, menjelaskan bahwa Kairissta tidak meninggal karena tenggelam atau kehabisan oksigen. Ia meminta maaf atas kesalahan yang mungkin telah dilakukan oleh istrinya dan memohon doa bagi almarhumah. Ia juga menegaskan bahwa banyak informasi negatif yang beredar tentang penyebab kematian istrinya, seperti apakah ia tenggelam atau sakit.
Perjalanan Diving Trip
Irfan menjelaskan bahwa mereka sedang melakukan trip menyelam ketiga kalinya di lokasi tersebut. Mereka bertiga, yaitu Irfan, Kairissta, dan anak mereka, Aim, melakukan perjalanan selama tiga hari. Semua anggota memiliki lisensi AIDA, dan mereka bergabung dengan teman-teman yang berpengalaman. Selama hari pertama, kondisi Kairissta dalam keadaan sehat dan tidak ada gangguan apapun.
Pada hari kedua, Kairissta mulai merasa kurang fit karena mengalami menstruasi. Ia memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas menyelam dan hanya beristirahat di kapal. Ia hanya melakukan dokumentasi sederhana, seperti makan siang dan istirahat tidur.
Kondisi Kairissta yang Memburuk
Setelah itu, kondisi Kairissta mulai tidak stabil. Ia mengalami kejang-kejang dan tidak sadarkan diri. Irfan dan pihak travel mencoba memberikan perawatan terbaik. Pada sore hari, mereka kembali ke pulau dan memutuskan untuk pulang. Sayangnya, Kairissta menghembuskan napas terakhir di pelukan Irfan saat perjalanan pulang.
Kronologi Kematian
Sebelum meninggal, Kairissta sempat mengeluh sakit sejak Sabtu pagi. Ia mengalami kejang dan menggigil hebat sebelum dinyatakan meninggal di puskesmas sekitar pukul 02.00 WIB. Eriska Yudistirani, kerabat dekat Kairissta, membantah isu bahwa kematian istrinya disebabkan oleh tenggelam di perairan Ujung Kulon.
Menurut Eriska, Kairissta bersama suami dan putranya sedang berlibur di sebuah pulau di daerah Ujung Kulon. Rencana liburan mereka berlangsung dari Jumat hingga Minggu. Di hari Sabtu, Kairissta memutuskan untuk beristirahat penuh setelah mengeluh tidak enak badan. Ia tidak melakukan aktivitas air seperti berenang atau menyelam dan sempat mengonsumsi paracetamol.
Setelah magrib, kondisi Kairissta semakin memburuk. Ia mulai menggigil dan mengalami kejang-kejang. Meski suami dan pihak travel berusaha memberikan perawatan, kondisi Kairissta tetap tidak membaik. Akhirnya, pada dini hari, ia meninggal setelah dibawa ke puskesmas.
Penjelasan Kerabat
Eriska menegaskan bahwa Kairissta tidak meninggal karena kehabisan oksigen saat menyelam. Ia menolak tegas klaim bahwa istrinya meninggal akibat tenggelam atau kehabisan napas. Menurutnya, kematian istrinya tidak bisa dikaitkan dengan aktivitas menyelam.
Jenazah Kairissta telah dimakamkan setelah dipulangkan dari Ujung Kulon. Foto pusara yang beredar di media sosial menunjukkan nama asli Sri Astika binti Arman, serta tanggal lahir 11 Februari 1992 dan tanggal wafat 17 Agustus 2025.
Kairissta Chaniago meninggalkan seorang suami bernama Irfan Fikri dan dua anak, laki-laki dan perempuan. Ia dikenang sebagai sosok ceria yang berpulang di tengah liburan bersama keluarga.