Generasi Z di Amerika Serikat Terbantu oleh Orang Tua dalam Proses Melamar Kerja
Sejumlah data menunjukkan bahwa banyak anggota Generasi Z di Amerika Serikat mengajak orang tua mereka untuk mendampingi proses wawancara kerja. Hasil survei terbaru menemukan bahwa sekitar 77 persen pencari kerja Gen Z melibatkan orang tua dalam proses wawancara. Survei ini dilakukan terhadap 831 responden Gen Z yang bekerja penuh waktu.
Survei tersebut juga menunjukkan bahwa orang tua Generasi Z tidak hanya menjadi pendamping, tetapi juga aktif membantu dalam berbagai tahapan proses pencarian pekerjaan. Termasuk dalam hal membuat resume dan mencari jaringan serta koneksi untuk informasi lowongan kerja. Lebih dari 90 persen Gen Z mengandalkan bantuan orang tua dalam mencari pekerjaan, baik dalam bentuk mencari informasi maupun mengikuti acara perekrutan bersama.
Beberapa temuan lain dari survei ini antara lain:
- Sebanyak 77 persen Gen Z meminta orang tua menemani mereka dalam wawancara kerja online maupun tatap muka.
- Sepertiga dari responden menyebut bahwa orang tua ikut menjawab atau mengajukan pertanyaan selama wawancara.
- Lebih dari seperempat mengaku orang tua mereka turut membahas soal gaji atau tunjangan.
Selain itu, survei juga menemukan bahwa:
- 75 persen Gen Z menjadikan orang tua sebagai referensi profesional.
- 63 persen meminta orang tua melamar pekerjaan atas nama mereka.
- 54 persen meminta orang tua mengirim email ke perekrut atau HRD.
- 53 persen orang tua Gen Z menghubungi langsung manajer perusahaan.
- 48 persen mengaku orang tua menyelesaikan tes melamar kerja.
- 41 persen membiarkan orang tua menerima panggilan dari HRD.
Dalam dunia kerja, hampir 40 persen partisipan menyebut bahwa orang tua mereka aktif hadir dalam rapat. Sementara itu, delapan dari sepuluh pekerja Gen Z mengaku orang tua mereka berkomunikasi langsung dengan manajer mereka.
Temuan ini menyoroti bagaimana Generasi Z dalam proses adaptasi terhadap dunia kerja. Dari sudut pandang para perekrut, beberapa ahli bisnis seperti Alison Green memberikan perspektif bahwa Gen Z sering kali dianggap kurang siap bekerja. Masalah umum yang ditemui adalah ekspektasi yang tidak realistis, kesulitan menghadapi kritik, serta kebutuhan akan bimbingan yang besar dalam menyelesaikan tugas.
Studi tahun 2024 menemukan bahwa satu dari lima manajer mempertimbangkan untuk mundur karena tuntutan dalam mengelola Gen Z. Beberapa survei juga menunjukkan bahwa banyak pengusaha secara aktif menghindari merekrut Generasi Z.
Namun, penting dicatat bahwa sebagian besar Gen Z ini masih dalam masa pengasuhan orang tua. Oleh karena itu, fakta ini menjadi referensi bagi orang tua dalam membimbing anaknya. Kepala Strategi Karier di Resume Templates, Julia Toothacre, menekankan bahwa para profesional muda perlu mengembangkan kepercayaan diri dan keterampilan untuk bisa menavigasi percakapan di tempat kerja secara mandiri.