Kekacauan yang Membuat Yai Mim Menangis
MALANG – Seorang mantan dosen UIN Malang, Imam Muslimin atau lebih dikenal dengan nama Yai Mim, mengalami peristiwa yang sangat menyedihkan.
Tangisnya pecah saat ia menanggapi berbagai fitnah dan tuduhan bahwa dirinya melakukan pelecehan seksual. Fitnah ini datang dari seorang pemilik rental dan juga tetangganya, Sahara.
Perseteruan antara Yai Mim dan Sahara viral di media sosial setelah Sahara mengunggah beberapa video yang menyampaikan narasi negatif tentang Yai Mim.
Isi video tersebut mencakup berbagai tuduhan seperti penutupan jalan, pelecehan seksual, hingga perusakan mobil rental. Hal ini memicu reaksi besar dari masyarakat dan membuat kasus ini menjadi perbincangan hangat.
Yai Mim membantah semua tuduhan tersebut. Ia menjelaskan awal mula perseteruan mereka terjadi karena Sahara memarkirkan mobil rental di depan pagar rumahnya, sehingga membuatnya kesulitan untuk keluar.
“Itu semua bohong dan fitnah,” ujarnya saat menjadi narasumber dalam acara YouTube Uya Kuya pada Sabtu (4/10/2025).
Sebagai seorang penghafal Al Quran, Yai Mim menegaskan bahwa dirinya tidak mungkin melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan ajaran agama. “Saya itu penghafal Al Quran, saya tidak mungkin melakukan maksiat. Jika saya melakukan maksiat, maka Al Quran saya akan hilang,” katanya.
Meskipun selama ini Yai Mim terlihat tangguh, ia akhirnya menunjukkan sisi lain dari dirinya. Tangisnya pecah, suaranya terdengar terbata-bata. Ia merasa khawatir tentang nasib para santri dan mahasiswanya setelah dirinya difitnah melakukan pencabulan.
“Saya punya santri dari Aceh sampai Papua. Bagaimana perasaan mereka jika mereka mendengar bahwa saya cabul? Jika mereka percaya, bagaimana?” tanyanya dengan air mata yang terus mengalir.
Yai Mim menceritakan dampak buruk dari fitnah tersebut. Setelah kabar tersebut sampai ke telinga mahasiswanya, ia mengalami kekecewaan besar.
“Saya datang ke kelas, tapi tak ada satupun mahasiswa yang datang. Saya dosen,” ujarnya sambil menangis.
Ia juga mengungkapkan bahwa pesan WhatsApp-nya tidak pernah dibalas oleh mahasiswa-mahasiswanya. Ternyata, semua mahasiswa tersebut telah dihubungi orang tua mereka dan dilarang untuk belajar dari Yai Mim.
Istri Yai Mim, Rosida Vignezvari, berusaha menenangkan suaminya. Ia mengelus punggung Yai Mim sambil memberikan dukungan. Setelah mulai tenang, Yai Mim melanjutkan pernyataannya.
Ia mengaku hingga saat ini enggan pulang ke rumahnya di Malang dan memilih menginap di hotel di Jakarta. Alasan utamanya adalah rasa lelah dan ancaman yang ia terima.
“Saya tidak ingin pulang ke Malang. Saya tinggal di hotel di Jakarta, pindah dari satu hotel ke hotel lain. Yang penting saya bahagia. Uang saya tidak ada, tapi yang penting saya happy,” katanya.
Dugaan Pelecehan Seksual dari Yai Mim
Dalam sebuah podcast YouTube Dedi Mulyadi, Sahara mengaku bahwa dirinya 4 kali mengalami dugaan pelecehan seksual dari Yai Mim.
Kasus pertama terjadi ketika Yai Mim berkata kepada Sahara, “Mbak Sahara, istri saya payudaranya besar tapi lebih besar punya mbak Sahara. Saya jadi pengen ***.”
Kasus kedua terjadi ketika Yai Mim mengatakan, “Mbak Sahara, ketika saya mencium aroma Mbak Sahara itu harum sekali. Tolong belikan saya parfum yang harumnya seperti Mbak Sahara.
Karena, kalau saya mencium parfum yang baunya sama seperti mbak Sahara, saya jadi pengen ***.” Saat itu, Rosyida sedang haji, jadi momen yang tepat.
Pada kasus ketiga, Sahara mengaku bahwa Yai Mim bertanya padanya setelah ia selesai keramas dan mengenakan jilbab tanpa dililitkan.
“Saya sapa beliau langsung menghampiri dan tanya habis keramas ya mbak, habis mandi junub? Oh habis berhubungan ya? Oh kalau Pak Sofyan enggak ada, berhubungan sama saya,” kata Sahara.
Puncaknya, Sahara mengatakan bahwa Yai Mim pernah menunjukkan video aktivitas seksualnya dengan sang istri di hadapan dirinya dan kerabat yang sedang bertamu.
“Terakhir, waktu itu ada tamu dari Madura pak, ada enam orang. Beliau tiba-tiba datang dari rumahnya menunjukkan video aktivitas beliau sama istrinya,” tutur Sahara.
Menurut kuasa hukum Sahara, Zaky Chong, polemik lahan parkir baru mencuat setelah dugaan pelecehan terjadi. Pihaknya sengaja tidak langsung mengangkat isu pelecehan ini ke publik untuk menjaga nama baik Yai Mim yang dikenal sebagai seorang kiai dan akademisi.