Timnas Indonesia Menggunakan Sistem Baru dalam Pertandingan Lawan Taiwan
JAKARTA – Timnas Indonesia yang dilatih oleh Patrick Kluivert menunjukkan gaya bermain yang berbeda saat mengalahkan Taiwan dengan skor 6-0 dalam pertandingan FIFA Match Day pada 5 September. Gaya main ini menjadi awal dari strategi baru yang akan diterapkan dalam laga selanjutnya melawan Lebanon.
Kluivert memilih untuk menerapkan formasi 4-2-3-1, yang merupakan sistem permainan yang ingin terus dikembangkan. Berbeda dengan formasi sebelumnya yang mengandalkan tiga bek di lini belakang, kini tim lebih fokus pada empat pemain bertahan. Pelatih asal Belanda ini menyatakan bahwa sistem tersebut tidak akan diubah ketika menghadapi Lebanon.
“Ya, kami akan menggunakan sistem lain. Tapi melawan Lebanon, saya tidak akan mengubah sistem,” ujarnya setelah pertandingan melawan Taiwan.
Ia juga menambahkan bahwa masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki agar sistem ini bisa lebih sempurna. Beberapa pemain kunci seperti Jay Idzes, Kevin Diks, Calvin Verdonk, dan Ragnar Oratmangoen diprediksi akan turun dalam pertandingan melawan Lebanon.
Mereka hanya menjadi penonton dalam laga melawan Taiwan, namun Kluivert yakin bahwa mereka mampu menjalankan instruksi sistem baru ini dengan baik.
Kondisi ini memberikan kepercayaan diri kepada setiap pemain. Kluivert menekankan bahwa kepercayaan diri adalah hal penting yang harus dikembangkan, terlepas dari lawan yang dihadapi.
Eksperimen Sistem Bermain dalam Laga Melawan Taiwan
Pertandingan melawan Taiwan menjadi kesempatan bagi Kluivert untuk bereksperimen sebelum menghadapi babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Selain menerapkan sistem empat bek, ia juga menurunkan beberapa pemain baru dalam starting XI.
Dua pemain Persija Jakarta, Rizky Ridho dan Jordi Amat, berada di posisi bek tengah, sementara Sayne Pattynama dan Yakob Sayuri bertindak sebagai bek sayap. Kedua pemain ini tidak hanya bertahan, tetapi juga membantu membangun serangan dari lini belakang.
Sistem double pivot yang digunakan Kluivert terdiri dari Nathan Tjoe-A-On dan Marc Klok. Klok bertugas sebagai pemotong serangan lawan dan juga eksekutor bola mati, yang berhasil mencetak dua gol dari enam gol yang dicetak tim.
Eliano Reijnders, yang biasanya bermain sebagai bek sayap kanan, ditempatkan sebagai gelandang nomor 10 di belakang Ramadhan Sananta. Pergerakannya yang liar membuat lawan sulit menebak gerakannya, dan beberapa kali wall pass-nya berhasil membongkar pertahanan Taiwan.
Di sektor sayap penyerangan, Beckham Putra dan Egy Maulana Vikri menjalankan tugasnya dengan baik. Mereka menjadi penyuplai bola dengan insting kreativitas yang tinggi.
Antisipasi Hadapi Lebanon
Pertandingan melawan Lebanon akan menjadi tantangan berikutnya bagi Timnas Indonesia. Meski hasil melawan Taiwan sangat dominan, Kluivert tetap menekankan bahwa fokus utama adalah pada diri sendiri. Jika sistem 4-2-3-1 dapat dipertahankan, maka peluang untuk meraih hasil positif melawan Lebanon semakin besar.