PANGKALPINANG – Figur Hendra, tukang kebun diduga sebagai pelaku pembunuhan Pemred media online di Pangkalpinang. Tokoh tukang kebung di Pangkalpinang, Babel ini kini menjadi perhatian.
Pasalnya, pria bernama Hendra tersebut diduga kuat menjadi pelaku pembunuhan Pemimpin Redaksi (Pemred) di salah satu media online lokal di Pangkalpinang. Hendra kini diburu Polda Kepulauan Bangka Belitung.
Tukang kebun ini menghilang setelah tuannya, Adityawarman ditemukan meninggal dunia di dalam sumur di kebun miliknya di Kelurahan Air Kepala Tujuh, Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung (Babel), Jumat 8 Agustus 2025.
Tiga hari sejak terakhir kali bersama Adityawarman di kebun itu pada hari Rabu 6 Agustus 2025, keberadaan Hendra masih belum diketahui.
Dia diduga menjadi pelaku pembunuhan Adityawarman, Pemimpin Redaksi (Pemred) salah satu media online di Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Polisi hingga Sabtu 9 Agustus 2025 baru saja menangkap Akmal alias Martin beserta satu unit mobil Daihatsu Terios berwarna putih milik korban yang sempat dibawa kabur oleh pelaku.
“Hasan tukang kebun korban yang bekerja di sini, tentu ini ada cerita yang harus diungkap mengapa akhirnya bisa terjadi kejadian seperti ini. Mohon doanya agar kita dapat menemukan pelaku sehingga semua latar belakang peristiwa ini akan terbuka, sehingga terjadi pembunuhan, pencurian dan kekerasan,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Kepulauan Bangka Belitung, Kombes Pol M Rivai Arvan.
Akmal ditangkap oleh Polres Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatra Selatan, setelah melarikan diri bersama Hasan yang masih menjadi buronan. Kini Akmal ditahan di Mapolres OKI Polda Sumsel.
Sementara jenazah korban sudah dikuburkan. Adityawarman sebelumnya dilaporkan hilang oleh keluarganya pada Jumat 8 Agustus 2025. Ia terakhir terlihat pada Rabu 6 Agustus 2025 pagi saat berpamitan kepada istrinya untuk pergi ke kebun dan bertemu dengan seorang tamu dari hotel.
Adit—sapaannya—ditemani oleh Hasan, penjaga kebun yang baru dua bulan bekerja dengannya. Istri Adit mengatakan suaminya pergi dari rumah sekitar pukul 08.30 WIB. Setelah tamu hotel meninggalkan taman pukul 11.30 WIB, Adit dan Hasan masih berada di lokasi. Namun sejak pukul 12.30 WIB, ponsel Adit tidak dapat dihubungi.
Pesan WhatsApp yang dikirim istri hanya memiliki satu centang. Hasan sempat memberi tahu bahwa Adit pergi ke Koba, Bangka Tengah dan akan kembali pada tengah malam. Namun setelah itu, Hasan juga tidak bisa dihubungi.
Keluarga kemudian melapor ke Polda Kepulauan Bangka Belitung pada Kamis 7 Agustus 2025. Keesokan harinya, warga yang ikut melakukan pencarian menemukan jenazah seorang pria di dalam sumur di samping pondok kebun milik korban. Jenazah tersebut kemudian dikonfirmasi sebagai Adityawarman.
“Kondisi sumurnya cukup dalam dan airnya keruh. Di pondok masih ada bekas makanan, pakaian, serta teko berisi air kelapa yang belum tersentuh,” kata salah satu warga yang ikut pencarian.
Kronologi Penangkapan Seorang Terduga Pelaku
Polisi mengungkap bahwa kendaraan milik korban, mobil Daihatsu Terios berwarna putih, diketahui menyeberang melalui Pelabuhan Mentok dan dibawa oleh dua orang yaitu Hasan (penjaga kebun) dan Akmal, temannya. Pada Jumat 8 Agustus 2025, polisi berhasil menangkap Akmal di wilayah Sumatra Selatan. Ia ditahan bersama mobil milik korban.
Sementara Hasan masih menjadi buron dan dalam pengejaran oleh aparat gabungan dari Polda Babel, Polda Sumsel, serta Polres dan Polsek setempat. “Akmal sudah ditahan. Untuk Hasan, tim kami masih mencari keberadaannya,” kata Kombes Pol M Rivai Arvan.
Gunakan Identitas Orang Lain
Kedua tersangka, Hasan dan Akmal sempat melarikan diri dari Pulau Bangka ke Sumatra Selatan melalui Pelabuhan Tanjung Kalian, Muntok. Pelabuhan Tanjung Kalian terletak di Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Pelabuhan Tanjung Kalian merupakan pelabuhan utama yang menghubungkan Pulau Bangka dengan Pulau Sumatra melalui Pelabuhan Tanjung Api-api di Sumatra Selatan.
Pelabuhan ini terletak di Jl Pelabuhan Tanjung Kelian, Muntok, Bangka Barat. Terletak di ujung barat Pulau Bangka, menjadikannya titik strategis untuk penyeberangan laut.
Kombes Pol M Rivai Arvan menjelaskan, modus kedua pelaku melarikan diri dari Pulau Bangka ke Sumatra Selatan dengan menggunakan identitas orang lain untuk mengelabui petugas.
“Nanti kita lihat apakah Hasan benar-benar residivis atau bukan karena Hasan belum dapat. Yang dapat sekarang Akmal, mengapa Akmal ternyata setelah ditangkap oleh Polres OKI diverifikasi kembali ternyata nama aslinya adalah Martin. Jadi Martin, mengapa namanya berbeda? ternyata dia menggunakan KTP atau identitas orang lain saat menyeberang,” katanya.
“Namanya terdaftar di manifes itu bernama Akmal, ternyata ketika ditangkap namanya Martin dengan orang yang sama. Keterangannya seperti itu, dia bersama Hasan saat menyeberang dari Mentok ke Palembang dan ditangkap di OKI Sumsel,” jelasnya.