Tolak Bantuan, Keluarga Santri Korban Ponpes Al-Khoziny: Cukup Doa dan Ridho Kiai

Peristiwa Tragis di Pondok Pesantren Al Khoziny

SIDOARJO – Pada hari Senin (29/9/2025), sebuah bangunan empat lantai yang berada di area Pondok Pesantren Al Khoziny tiba-tiba ambruk.

Kejadian ini terjadi saat para santri sedang melakukan Salat Asar berjamaah pada rakaat kedua. Akibatnya, banyak santri terjebak dalam reruntuhan bangunan. Insiden ini menjadi peristiwa tragis yang menimpa pesantren tersebut.

Setelah 9 hari berjuang dalam operasi pencarian dan penyelamatan, kegiatan SAR resmi ditutup pada Selasa (7/10/2025) pukul 10.00 WIB.

Dalam insiden ini, tercatat sebanyak 171 korban, dengan rincian 104 korban selamat dan 67 korban meninggal dunia. Dari jumlah tersebut, 8 di antaranya merupakan bagian tubuh yang tidak utuh. Sebanyak 40 korban meninggal dunia berhasil teridentifikasi.

Salah satu korban meninggal adalah Muhammad Sholeh, seorang santri Ponpes Al Khoziny asal Bangka Belitung yang berusia 22 tahun. Ia dievakuasi oleh SAR gabungan pada hari kedua operasi, yaitu Selasa (30/9/2025) dalam kondisi kritis. Sholeh mendapatkan perawatan intensif di RSUD Notopuro Sidoarjo, namun nyawanya tidak tertolong.

Penolakan Santunan dari Keluarga Korban

Pasca tragedi tersebut, Pondok Pesantren Al Khoziny berniat memberikan santunan kepada keluarga korban meninggal dunia. Namun, keluarga almarhum Muhammad Sholeh menolak penawaran tersebut.

Abdul Fattah, kakak kandung korban, mewakili keluarga menyampaikan terima kasih atas perhatian dan kepedulian pihak pesantren. Namun, ia memilih untuk tidak menerima santunan.

“Kami tidak mau menerima santunan itu, bukan karena apa-apa, hanya ingin mendapatkan ridhonya kiai dan guru di pesantren. Semoga doa dan ridho beliau menjadi keberkahan bagi almarhum,” ujar Fattah dengan suara lirih.

Fattah menjelaskan bahwa pihak keluarga sudah ikhlas dengan kejadian ini. Mereka tidak berharap banyak, hanya berharap adiknya husnul khatimah dan keluarganya diberikan ketabahan dalam menghadapi musibah yang menimpa Ponpes Al Khoziny.

Tanggapan dari Dewan Pengasuh Pesantren

Dewan Pengasuh Pesantren Al-Khoziny, KHR Muhammad Ubaidillah Mujib, menyampaikan rasa duka cita mendalam atas kejadian ini. Ia juga menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga korban.

“Kami atas nama Pondok Pesantren Al Khoziny turut berbela sungkawa. Semoga almarhum Sholeh wafat dalam keadaan husnul khatimah, karena meninggal saat shalat dan dalam posisi sebagai penuntut ilmu,” ujarnya.

Santunan yang diberikan oleh pihak ponpes kepada keluarga almarhum Muhammad Sholeh berupa sejumlah uang serta biaya kargo pemulangan jenazah. Meskipun awalnya diterima, akhirnya santunan tersebut dikembalikan lagi.

“Inilah gambaran ketulusan hubungan santri dengan kiai serta pesantren,” ujar Kiai Mamad, demikian sapaan akrab ulama tersebut.

Kronologi Kejadian

Bangunan empat lantai yang difungsikan sebagai musala di area Pondok Pesantren Al Khoziny tiba-tiba ambruk pada Senin (29/9/2025) sekitar pukul 15.35 WIB.

Kejadian ini terjadi saat para santri sedang melakukan Salat Asar berjamaah pada rakaat kedua. Banyak santri terjebak dalam reruntuhan bangunan.

Operasi pencarian dan penyelamatan dilakukan selama 9 hari. Setelah itu, kegiatan SAR resmi ditutup pada Selasa (7/10/2025) pukul 10.00 WIB.

Data terakhir menunjukkan bahwa korban dalam bencana non alam ini mencapai 171 orang, dengan rincian 104 korban selamat dan 67 korban meninggal dunia, termasuk 8 body part. Dari puluhan korban meninggal dunia, 40 berhasil teridentifikasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *