Trump Balas China, Hentikan Ekspor Suku Cadang Boeing

Tindakan Balasan AS terhadap China yang Membatasi Ekspor Logam Tanah Jarang

JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menunjukkan tanda-tanda kesiapan untuk melakukan pembalasan terhadap China, setelah negara tersebut membatasi ekspor logam tanah jarang ke AS.

Langkah ini dianggap sebagai respons terhadap kebijakan China yang dinilai tidak adil dalam perdagangan internasional.

Selain itu, AS juga akan membatasi ekspor suku cadang pesawat Boeing ke China. Trump mengatakan bahwa China saat ini sangat membutuhkan suku cadang karena jumlah pesawat Boeing yang mereka miliki cukup besar.

“Kita punya banyak barang, termasuk pesawat terbang. Mereka (China) punya banyak pesawat Boeing, dan mereka butuh suku cadang, dan banyak barang seperti itu,” ujarnya kepada wartawan Gedung Putih.

Penghentian Pengiriman Pesawat Baru oleh Maskapai Lokal

Sebelumnya, China telah memerintahkan maskapai lokal untuk menghentikan pengiriman pesawat baru Boeing ke negara tersebut pada April lalu. Hal ini menjadi indikasi bahwa hubungan bilateral antara AS dan China semakin memanas.

Meski begitu, Boeing masih memiliki kontrak besar dari beberapa maskapai asing, termasuk 500 pesawat yang dipesan oleh China sejak periode pertama Trump.

Jika nantinya pesanan suku cadang tersebut gagal karena ketegangan politik antara kedua negara, analis penerbangan Scott Hamilton memperkirakan kerugian yang dialami Boeing tidak akan terlalu besar.

Secara akumulatif, China menyumbang 25 persen dari buku pesanan pesawat Boeing. Namun, saat ini pesanan dari China hanya kurang dari 5 persen.

Data Pesanan dan Operasi Pesawat Boeing di China

China memiliki total 222 pesanan pesawat Boeing. Sementara secara keseluruhan, China mengoperasikan 1.855 pesawat Boeing, sebagian besar adalah pesawat berbadan kecil tipe 737.

Dibandingkan dengan Airbus, yang hanya menerima 185 pesanan dari China, Boeing tetap menjadi pesaing utama dalam pasar penerbangan China.

Airbus telah memiliki fasilitas produksi di Tianjin yang mampu memproduksi empat pesawat berbadan kecil Airbus A320 setiap bulannya. Hal ini memberi Airbus keuntungan dalam memenuhi permintaan pasar China.

Dampak pada Perusahaan Patungan CFM International

Jika AS melarang ekspor suku cadang pesawat Boeing ke China, hal ini akan berdampak pada CFM International, sebuah perusahaan patungan antara GE Aerospace dan Safran dari Prancis.

Perusahaan ini merupakan salah satu pemasok komponen penting bagi pesawat Boeing, sehingga larangan ekspor bisa memengaruhi operasional dan pendapatan mereka.

Pengembangan Pesawat Komersial dalam Negeri oleh China

Di sisi lain, China sedang aktif mengembangkan pesawat komersial bermesin jet produksi dalam negeri, yaitu COMAC C919. Pesawat ini menjadi pesaing langsung Boeing 737 dan Airbus A310. Pasar dalam negeri China sudah memesan sebanyak 365 pesawat COMAC C919.

Namun, pembatasan ekspor suku cadang oleh negara barat turut memperlambat produksi COMAC C919. Hingga September lalu, COMAC baru dapat mengirimkan 32 pesawat dari total 365 pesanan yang ada. Ini menunjukkan bahwa proses produksi pesawat dalam negeri China masih menghadapi tantangan serius.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *