Kinerja Keuangan UNTR pada Kuartal III/2025
JAKARTA – PT United Tractors Tbk. (UNTR), salah satu emiten dari Grup Astra, mencatatkan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp11,47 triliun pada kuartal III/2025.
Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 26,4% secara tahunan dibandingkan dengan laba bersih sebesar Rp15,59 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Pendapatan bersih UNTR pada kuartal III/2025 meningkat tipis sebesar 0,91% YoY menjadi Rp100,46 triliun. Namun, pendapatan ini tidak sepenuhnya stabil karena adanya penurunan pada bisnis kontraktor penambangan.
Pendapatan dari bisnis tersebut turun 8% YoY menjadi Rp40,2 triliun. Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti intensitas curah hujan yang tinggi dan penyesuaian target produksi oleh beberapa klien.
Sampai dengan kuartal III/2025, volume pekerjaan pemindahan tanah (overburden removal) yang dilakukan oleh PAMA Grup turun sebesar 10% menjadi 829 juta bcm.
Sementara itu, volume produksi batu bara untuk para kliennya juga turun sebesar 2% menjadi 109 juta ton dengan rata-rata stripping ratio sebesar 7,6 kali.
Di sisi lain, segmen usaha mesin konstruksi United Tractors berhasil meraih pendapatan sebesar Rp29,3 triliun, naik 11% YoY. Penjualan alat berat Komatsu hingga September 2025 meningkat 10% YoY menjadi 3.653 unit.
Dari total keseluruhan penjualan alat berat, sebesar 63% berasal dari sektor pertambangan, 14% dari sektor perkebunan, 13% dari sektor konstruksi, dan 10% dari sektor kehutanan.
Selain itu, pendapatan dari segmen usaha pertambangan batu bara termal dan metalurgi mencapai Rp18,8 triliun, turun 9% YoY.
Namun, segmen usaha pertambangan emas dan mineral lainnya berhasil meraih pendapatan sebesar Rp10,3 triliun, naik 53% YoY. Lonjakan pendapatan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya penjualan dan harga jual emas.
Anak usaha UNTR, PT Agincourt Resources (PTAR) dan PT Sumbawa Jutaraya (SJR), mencatatkan total penjualan setara emas sebesar 178.000 ons, naik 8% YoY. PTAR mengoperasikan tambang emas Martabe di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.
Martabe mencatatkan penjualan setara emas sebesar 170.000 ons atau naik 3% YoY. Sementara SJR mengoperasikan tambang emas di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, dengan penjualan setara emas sebesar 8.000 ons.
Di bisnis nikel, anak usaha UNTR, PT Stargate Pasific Resources (SPR), mengoperasikan tambang nikel di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara. SPR mencatatkan penjualan bijih nikel sebesar 1,6 juta wet metric ton (wmt) per kuartal III/2025, yang terdiri atas 0,5 juta wmt saprolit dan 1,1 juta wmt limonit.
Namun, UNTR juga mencatatkan beban pokok pendapatan yang naik 6,21% YoY menjadi Rp78,48 triliun. Hal ini menyebabkan laba bruto turun 14,3% YoY menjadi Rp22,03 triliun.
Dari sisi neraca, UNTR telah mencatatkan total aset sebesar Rp178,71 triliun dengan liabilitas sebesar Rp76,12 triliun pada periode yang berakhir 30 September 2025. Ekuitas perseroan mencapai Rp102,58 triliun.












