Performa Sayap Indonesia yang Menjadi Sorotan dalam Kekalahan dari Arab Saudi
JAKARTA – Timnas Indonesia harus menerima kekalahan 2-3 dari Arab Saudi dalam laga Grup B Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah, Kamis dini hari WIB.
Hasil ini tidak hanya menimbulkan rasa kekecewaan, tetapi juga menjadi perhatian terhadap performa di sisi sayap yang dijaga oleh Yakob Sayuri dan Beckham Putera.
Kedua pemain tersebut diharapkan dapat menjaga keseimbangan di sektor flank, namun justru tampil di bawah ekspektasi. Area kanan dan kiri pertahanan Garuda menjadi titik rawan yang dieksploitasi oleh pemain Arab Saudi sepanjang pertandingan.
Yakob Sayuri menjadi sorotan utama setelah dianggap menarik pemain lawan di kotak penalti, yang berujung pada penalti bagi Arab Saudi. Momen itu menjadi titik balik pertandingan karena dari situ, tuan rumah membalikkan keadaan menjadi 2-1 dan momentum Indonesia langsung hilang.
Beckham Putera yang berada di flank kiri juga tampil kurang menggigit baik dalam serangan maupun bertahan. Selama 45 menit di lapangan, pemain muda Persib Bandung itu gagal memberikan dampak berarti untuk menahan laju serangan cepat lawan.
Statistik menunjukkan performa Beckham yang jauh dari standar internasional. Ia hanya mencatat tujuh umpan akurat dari sembilan percobaan dengan persentase 78 persen dan sama sekali tak menciptakan peluang berarti.
Dalam duel satu lawan satu, Beckham kalah dominan dengan hanya memenangkan tiga dari delapan duel darat yang ia jalani. Lebih buruk lagi, ia tidak pernah menang dalam tiga duel udara yang dihadapinya sehingga sisi kirinya sering ditembus pemain Arab Saudi.
Secara ofensif, Beckham nyaris tidak berkontribusi. Ia mencatat total 17 sentuhan bola tanpa satu pun di kotak penalti lawan dan gagal melakukan dribel sukses dari satu percobaan yang dilakukan. Dalam hal pertahanan, Beckham membuat dua tekel dan satu intersep tanpa kontribusi blok atau sapuan berarti.
Dari statistik tersebut terlihat jelas bahwa kontribusinya belum cukup untuk membantu pertahanan Garuda tetap solid di sisi kiri. Kondisi serupa dialami Yakob Sayuri di flank kanan.
Pemain asal PSM Makassar itu bermain selama 85 menit dengan tingkat akurasi umpan hanya 52 persen atau 12 dari 23 umpan yang berhasil mencapai rekan setim.
Yakob tercatat melakukan pelanggaran fatal yang berujung penalti dan menjadi titik balik bagi Arab Saudi. Selain itu, ia hanya mencatat dua umpan ke area sepertiga akhir dan gagal menciptakan peluang berarti selama pertandingan.
Dari sisi defensif, Yakob tampil sedikit lebih aktif dengan 11 kontribusi pertahanan, termasuk enam tekel dan empat intersep. Namun, intensitas tinggi lawan membuatnya beberapa kali kecolongan terutama ketika harus menjaga posisi dan transisi bertahan.
Kendati berhasil melakukan satu last man tackle, Yakob tetap dianggap sebagai titik lemah yang memicu dua gol penting bagi tuan rumah.
Koordinasi di lini belakang juga tampak terganggu setiap kali serangan Arab Saudi datang dari sayap kanan pertahanan Indonesia. Pelatih Patrick Kluivert mengakui timnya harus belajar dari laga ini dan memperbaiki banyak hal sebelum menghadapi Irak tiga hari mendatang.
Ia tetap memberikan apresiasi kepada pemain yang sudah berjuang dan kepada suporter yang datang mendukung di Jeddah maupun yang menyaksikan dari Arab Saudi.
Menurut Kluivert, analisis mendalam akan dilakukan untuk memperbaiki kesalahan individu maupun kolektif di pertandingan ini. Ia menegaskan laga melawan Irak menjadi ujian penting agar Indonesia tidak kembali kehilangan poin di awal putaran keempat ini.
Secara keseluruhan, sektor flank Indonesia memang menjadi sumber masalah utama. Arab Saudi tampak sangat nyaman membangun serangan dari sisi lapangan karena lemahnya pressing dan minimnya koordinasi antara fullback serta winger Indonesia.
Beckham Putera kerap terlambat turun membantu pertahanan ketika lawan menyerang dari sisi kirinya. Situasi ini membuat bek kiri Indonesia kerap menghadapi situasi dua lawan satu yang sulit diantisipasi.
Di sisi sebaliknya, Yakob Sayuri juga tampak kesulitan menyeimbangkan perannya sebagai pemain sayap ofensif yang harus cepat membantu bertahan. Ketika ia kehilangan bola atau gagal mengantisipasi pergerakan lawan, ruang kosong di belakangnya langsung menjadi jalur emas bagi pemain Arab Saudi untuk menembus pertahanan.
Kelemahan di dua sisi sayap ini membuat struktur permainan Indonesia tidak stabil sepanjang laga. Aliran bola dari tengah ke depan terhambat karena kedua flank tidak efektif dalam transisi menyerang maupun bertahan. Meski Kevin Diks sempat membawa Indonesia unggul lewat penalti di menit ke-11, Arab Saudi mampu membalikkan keadaan dengan cepat.
Gol-gol yang lahir dari sisi sayap membuktikan rapuhnya pertahanan Garuda di area yang dijaga Yakob dan Beckham. Situasi ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi Kluivert untuk menata ulang keseimbangan tim. Flank yang seharusnya menjadi kekuatan serangan justru berubah menjadi titik lemah yang membuat Indonesia kehilangan momentum.
Kekalahan tipis 2-3 memang belum menutup peluang Indonesia di Grup B, namun menjadi alarm keras agar evaluasi segera dilakukan. Pertandingan berikutnya melawan Irak akan menjadi ajang pembuktian apakah lini sayap Garuda bisa bangkit dari keterpurukan atau kembali menjadi lubang berbahaya bagi pertahanan sendiri.
Dalam sepak bola modern, kekuatan tim banyak ditentukan oleh soliditas di sisi lapangan. Jika Yakob Sayuri dan Beckham Putera tak segera memperbaiki performa, bukan mustahil area flank Indonesia kembali “kebakaran” di laga-laga berikutnya.