Penelitian Meta Mengungkap Kemampuan AI yang Meningkatkan Diri Sendiri
JAKARTA – Para peneliti di Meta mengklaim telah menemukan bahwa sistem kecerdasan buatan (AI) milik perusahaan mereka mampu meningkatkan diri tanpa adanya intervensi manusia.
Pernyataan ini disampaikan oleh CEO Meta, Mark Zuckerberg, dalam sebuah makalah yang diterbitkan 30 Juli di situs web perusahaan. Menurutnya, meskipun perkembangan AI saat ini masih lambat, namun tidak dapat dipungkiri bahwa ada peningkatan signifikan.
Zuckerberg menyebutkan bahwa kemampuan AI untuk meningkatkan diri sendiri merupakan langkah awal menuju pencapaian Artificial Super Intelligence (ASI), yaitu kecerdasan buatan yang mampu melampaui kemampuan kognitif manusia. Hal ini menjadi fokus utama dari berbagai penelitian yang dilakukan di bidang AI.
Secara umum, para peneliti AI membagi kemampuan AI menjadi tiga tingkatan. Model AI saat ini mampu mencapai prestasi luar biasa, seperti memprediksi struktur protein. Namun, kemampuan tersebut terbatas pada satu bidang tertentu.
Sistem hanya bisa mengungguli manusia dalam satu area, tetapi tidak memiliki kecerdasan umum untuk menerapkan kemampuan ini di berbagai disiplin ilmu.
Tingkatan berikutnya adalah Artificial General Intelligence (AGI), yaitu model AI yang mampu memahami, belajar, dan beradaptasi dengan cara yang mirip dengan otak manusia. AGI adalah langkah selanjutnya setelah AI yang mampu meningkatkan diri sendiri.
Sementara ASI adalah tingkatan tertinggi, di mana model-model AI telah berevolusi jauh melampaui potensi manusia. Di sini, AI dapat meningkatkan diri secara eksponensial, yang dikenal sebagai “ledakan kecerdasan.”
Riset Sebelumnya tentang AI yang Bisa Berkembang Sendiri
Pernyataan Zuckerberg tentang AI yang mampu meningkatkan diri sendiri tanpa masukan manusia bukanlah hal baru.
Pada Oktober 2024, para peneliti dari University of California, Santa Barbara, menerbitkan sebuah makalah di basis data pracetak arXiv yang membahas gagasan peningkatan kemampuan diri AI. Dalam makalah tersebut, mereka mendefinisikan, menciptakan, dan menguji kerangka kerja AI bernama Gödel Agent.
Gödel Agent adalah sebuah perangkat teoretis AI yang mampu meningkatkan dirinya sendiri dengan menulis ulang kode dan instruksinya sendiri. Yang paling penting, mesin ini hanya akan menerapkan perubahan jika dapat membuktikan bahwa perubahan tersebut bermanfaat.
Tim peneliti melakukan eksperimen dengan kerangka kerja AI berdasarkan konsep ini dan berhasil membuktikan bahwa Gödel Agent mampu meningkatkan kinerjanya sendiri dalam berbagai tugas, termasuk pengkodean, sains, matematika, dan penalaran.
Banyak model AI biasanya tidak diberi wewenang untuk menulis ulang kode mereka sendiri. Namun, Gödel Agent tidak hanya dapat mengakses seluruh basis kodenya, tetapi juga kode yang digunakan untuk mengembangkan penyempurnaan, sekaligus menunjukkan bahwa penyempurnaan tersebut bermanfaat.
Meta Tidak Merilis AI yang Bisa Berkembang Sendiri ke Publik
Meski AI menunjukkan kinerja yang baik di berbagai area, Zuckerberg menekankan bahwa ASI dapat menjadi langkah transformatif dalam kemajuan teknologi umat manusia. Ia percaya bahwa ASI dapat membuka jalan bagi penemuan-penemuan baru yang belum pernah terbayangkan sebelumnya.
Namun, ia juga menegaskan bahwa Meta akan sangat berhati-hati dalam memilih model AI yang akan dirilis ke publik. Perusahaan akan menggunakan kerangka kerja sumber terbuka, sehingga siapa pun dapat mengaksesnya.
Zuckerberg mengungkapkan optimisme bahwa kecerdasan super akan membantu manusia mempercepat laju kemajuan. Lebih penting lagi, kecerdasan super berpotensi memulai era baru pemberdayaan pribadi di mana orang-orang akan memiliki agen yang lebih besar untuk memperbaiki dunia sesuai dengan pilihan mereka.