Raditya Dika Berbagi Tips untuk Pemula yang Ingin Menulis Skenario Film
JAKARTA – Nama Raditya Dika sudah tidak asing lagi di dunia hiburan Indonesia. Ia dikenal sebagai penulis, sutradara, komedian, sekaligus YouTuber yang telah menghasilkan banyak karya populer dan inspiratif, terutama bagi generasi muda.
Dari buku, film, hingga konten digital, Raditya Dika selalu sukses menggabungkan humor cerdas dengan pesan hidup yang relatable.
Di dunia perfilman, beberapa karyanya seperti Cinta Brontosaurus (2013), Manusia Setengah Salmon (2013), Marmut Merah Jambu (2015), Single (2015), Koala Kumal (2016), hingga Hangout (2016) menjadi bagian penting dalam perkembangan film Indonesia modern.
Dalam salah satu sesi diskusi, Raditya Dika membagikan tiga tips utama untuk pemula yang ingin belajar menulis skenario film. Berikut penjelasannya:
1. Membaca Buku Tentang Penulisan Skenario
Menurut Raditya, langkah pertama untuk memahami dunia penulisan film adalah mempelajari format dan struktur skenario melalui buku-buku penulisan. Ia merekomendasikan tiga buku penting yang bisa menjadi pondasi bagi calon penulis skenario:
- Story: Substance, Structure, Style, and the Principles of Screenwriting – Robert McKee
- Save The Cat!: The Last Book on Screenwriting You’ll Ever Need – Blake Snyder
- Screenplay: The Foundations of Screenwriting – Syd Field
Raditya menegaskan, membaca buku-buku tersebut membantu kita memahami struktur cerita, karakter, dan konflik yang membentuk film yang kuat. Dengan dasar teori yang benar, penulis bisa lebih percaya diri dalam mengembangkan ide-ide orisinalnya.
2. Tentukan Rasa Apa yang Ingin Disampaikan ke Penonton
Menurut Radit, film yang baik adalah film yang mampu menghadirkan rasa kepada penontonnya. Setiap genre membawa emosi yang berbeda, film horor menghadirkan rasa takut, drama menimbulkan empati, sementara komedi membuat penonton tertawa dan bahagia.
“Kita harus tahu dulu, film ini ingin membuat penonton merasakan apa. Dari rasa itu nanti lahir cerita yang jujur,” ujar Raditya Dika dalam sesi diskusi yang diunggah di platform video online pada 6 Oktober 2025.
Biasanya, rasa yang ingin disampaikan berasal dari kegelisahan pribadi sang penulis — hal yang membuat karya terasa tulus dan dekat dengan kehidupan nyata.
3. Tentukan Argumen Utama dalam Film
Setiap film yang baik punya argumen atau pesan utama yang ingin disampaikan. Raditya mencontohkan:
“Kalau kita patah hati, bukan berarti hidup berhenti. Kalau kita dendam, bukan berarti harus melukai orang itu.”
Pesan seperti inilah yang membuat film punya makna emosional dan kedalaman cerita. Penulis skenario perlu memahami nilai apa yang ingin ditanamkan kepada penonton, agar cerita tidak hanya menghibur, tapi juga meninggalkan kesan.
Tips-tips dari Raditya Dika ini bisa menjadi panduan awal bagi siapa pun yang ingin menulis naskah film. Mulailah dengan belajar teori dari buku, temukan rasa yang ingin disampaikan, dan pastikan filmmu punya argumen kuat di balik cerita yang dibuat.
Dengan langkah-langkah ini, para pemula dapat membangun fondasi yang solid untuk mengembangkan karya-karya yang bermakna dan berdampak positif.