5 Kabupaten Paling Miskin di NTT, Salah Satunya Sabu Raijua dengan 28,13 Persen Penduduk Miskin

Kabupaten Termiskin di NTT dan Kekayaan Bupati yang Menarik Perhatian

Nusa Tenggara Timur (NTT) masih menghadapi tantangan besar dalam upaya menekan angka kemiskinan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin di provinsi ini mencapai 527 ribu jiwa. Hal ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah dan masyarakat setempat.

Salah satu cara untuk mengukur tingkat kemiskinan adalah melalui persentase jumlah penduduk miskin di masing-masing kabupaten atau kota. Dari sekian banyak kabupaten, terdapat beberapa wilayah yang mendominasi daftar kabupaten termiskin. Di antaranya, ada kabupaten yang dipimpin oleh bupati dengan kekayaan yang cukup signifikan. Hal ini menciptakan sebuah ironi yang menarik perhatian publik.

Salah satu contohnya adalah Kabupaten Sabu Raijua. Wilayah ini berada di urutan kedua sebagai kabupaten termiskin di NTT. Meskipun demikian, kabupaten ini dipimpin oleh Bupati Krisman Benhard Riwu Kore, yang masuk dalam daftar bupati terkaya ke-4 di seluruh NTT. Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) tahun 2024 menyebutkan bahwa Krisman memiliki total harta kekayaan sebesar Rp20,4 miliar. Angka ini menjadikannya salah satu pejabat daerah dengan aset terbesar di provinsi ini.

Di posisi pertama bupati terkaya di NTT adalah Herybertus Geradus Laju Nabit, Bupati Manggarai, dengan total kekayaan mencapai Rp35,4 miliar. Meski memiliki sumber daya yang lebih besar, kabupaten yang dipimpinnya belum tentu menjadi wilayah dengan tingkat kemiskinan terendah.

Berikut adalah daftar kabupaten termiskin di NTT berdasarkan data BPS tahun 2024:

  1. Kabupaten Sumba Tengah

    Sumba Tengah menempati posisi pertama sebagai kabupaten termiskin di NTT. Persentase penduduk miskin di wilayah ini mencapai 30,84 persen, dengan total 23,81 ribu jiwa.

  2. Kabupaten Sabu Raijua

    Dipimpin oleh Bupati Krisman Benhard Riwu Kore, Kabupaten Sabu Raijua berada di urutan kedua. Persentase penduduk miskin tercatat 28,13 persen atau sekitar 30,98 ribu jiwa.

  3. Kabupaten Sumba Barat Daya

    Wilayah ini menempati posisi ketiga dengan persentase kemiskinan sebesar 27,20 persen, yang berarti sekitar 102 ribu jiwa tinggal di bawah garis kemiskinan.

  4. Kabupaten Sumba Timur

    Sumba Timur berada di peringkat keempat dengan persentase kemiskinan 27,04 persen dan jumlah penduduk miskin mencapai 73,58 ribu jiwa.

  5. Kabupaten Sumba Barat

    Kabupaten Sumba Barat menempati posisi kelima dengan persentase penduduk miskin sebesar 26,52 persen atau sekitar 36,72 ribu jiwa.

Ironi Antara Kekayaan dan Kemiskinan

Fakta bahwa Kabupaten Sabu Raijua masuk dalam daftar kabupaten termiskin, padahal dipimpin oleh bupati dengan kekayaan pribadi mencapai miliaran rupiah, menimbulkan ironi tersendiri. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa kekayaan pejabat daerah tidak selalu berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan masyarakat yang dipimpinnya.

Masalah ini memicu pertanyaan tentang bagaimana pengelolaan dana daerah, potensi ekonomi, dan program pembangunan dapat dioptimalkan agar mampu memberikan dampak nyata pada penurunan angka kemiskinan. Dalam situasi seperti ini, penting bagi pemerintah daerah untuk lebih transparan dan akuntabel dalam menjalankan tugasnya, serta memastikan bahwa anggaran yang tersedia digunakan secara efektif dan tepat sasaran.

Ke depan, tantangan terbesar bagi pemerintah daerah di NTT adalah bagaimana mengoptimalkan anggaran, potensi daerah, serta program pembangunan agar mampu menurunkan angka kemiskinan yang masih cukup tinggi di sejumlah wilayah. Dengan pendekatan yang tepat dan komitmen yang kuat, diharapkan NTT dapat segera meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya dan mengurangi kesenjangan sosial yang terjadi saat ini.