Kehancuran Melda Safitri: Dari Impian Hingga Kehilangan Cinta
Melda Safitri, seorang wanita asal Aceh yang dikenal melalui akun Facebooknya, kini menjadi sorotan setelah kisah hidupnya viral. Setelah berbagai peristiwa menimpa rumah tangganya, kini sifat asli Melda mulai terungkap, termasuk alasan suaminya mengambil keputusan untuk menceraikannya.
Peran PPPK dalam Kehidupan Melda
PPPK, atau Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja, adalah bagian dari Aparatur Sipil Negara (ASN) yang diangkat berdasarkan kontrak kerja. Jelang pelantikan PPPK, Melda mengaku diceraikan oleh suaminya, JS. Keputusan ini terjadi hanya dua hari sebelum suaminya menerima Surat Keputusan (SK) sebagai PPPK Satpol PP Aceh Singkil.
Sebelumnya, Melda sempat membelikan baju Korpri untuk suaminya. Baju Korpri adalah seragam dinas yang digunakan oleh anggota Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri), yang mencakup PNS, ASN, dan PPPK. Seragam ini menjadi simbol profesionalisme dan identitas ASN, serta wajib dikenakan pada acara resmi seperti upacara 17 Agustus atau rapat Korpri.
Baju tersebut dibeli Melda dari hasil penjualan cabai dan sayur. Namun, usai pelantikan suaminya, ia justru ditinggalkan. Ini menjadi titik awal dari kehancuran yang dialaminya.
Alasan Perceraian
Dalam wawancara di kanal YouTube CURHAT BANG Denny Sumargo, Melda mengungkapkan bahwa suaminya menuding dirinya keras kepala dan tidak bisa diatur. Meski mengakui kekurangannya, Melda merasa kecewa karena perceraian terjadi saat suaminya telah mencapai kesuksesan.
“Meski saya memang istri yang kurang sempurna, saya kecewa karena dia tinggalin saya setelah saya temani dari nol,” ujarnya.
Selain sifat, Melda juga menyebut tekanan ekonomi sebagai salah satu faktor yang memengaruhi hubungan mereka. Tekanan finansial membuatnya sulit merawat diri, sehingga penampilannya pun berubah.
Impian yang Runtuh
Tanggal 15 Agustus 2025 menjadi momen paling menyakitkan bagi Melda. Di hari itu, suaminya melontarkan kata cerai, yang membuat impian dan harapan tentang keluarga pupus. Ia membayangkan momen pelantikan suaminya pada 17 Agustus 2025, tetapi semua itu tak terwujud.
“Apa yang saya bayangkan selama ini ternyata tidak terwujud,” katanya sambil menahan air mata.
Sementara itu, atribut Korpri yang akan dikenakan suaminya di hari pelantikan justru ia belikan sendiri. Namun, semua pengorbanan itu terasa sia-sia karena keputusan suaminya tetap tidak berubah.
Mental Hancur, Tapi Berusaha Bangkit
Setelah diceraikan, Melda mengaku mentalnya hancur. Meskipun suaminya tidak pernah kasar secara fisik, ia merasa hatinya terluka. Namun, di balik kehancuran tersebut, Melda berusaha bangkit dan menunjukkan ketegarannya.
“Sekarang hati saya sudah mati rasa terhadap dia, tapi saya lebih fokus pada diri sendiri,” tegasnya.
Kini, Melda kembali ke rumah orang tuanya di Meukek, Aceh Selatan, bersama kedua anaknya. Ia bertahan hidup dengan menjual gorengan dan minuman seribuan di depan rumah, membuktikan bahwa ia mampu bertahan meski impian pernikahannya telah hilang.
Kehidupan Baru di Tengah Kesedihan
Meskipun hidupnya kini berbeda, Melda tetap berusaha menjalani hari-hari dengan semangat. Ia ingin menunjukkan bahwa ia bisa mandiri tanpa bergantung pada siapa pun. Dengan begitu, ia berharap bisa melupakan masa lalu dan fokus pada masa depan yang lebih baik.












