Bahlil ungkap strategi swasembada energi: 70 WK migas dilelang, 2.500 sumur aktif kembali

Strategi Pemerintah untuk Mencapai Swasembada Energi

JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan sejumlah inisiatif yang akan dijalankan untuk mewujudkan swasembada energi di tengah situasi ketidakstabilan global.

Hal ini disampaikan dalam acara 40 BIG Conference 2025 dengan tema “Arah Bisnis 2026: Menuju Kedaulatan Ekonomi” di Raffles Hotel, Jakarta, pada Senin (8/12/2025).

Salah satu fokus utama pemerintah adalah meningkatkan produksi minyak mentah atau lifting minyak. Target lifting minyak pada tahun ini mencapai 605.000 barel per hari (bph), dan akan terus ditingkatkan hingga mencapai 1 juta bph pada 2029.

Untuk mengejar target tersebut, pihaknya melakukan perubahan skema lelang wilayah kerja (WK) migas dari sebelumnya bertahap menjadi serentak mulai tahun ini.

Dengan demikian, lebih dari 70 WK migas siap dilelang pada tahun ini. Bahlil menjelaskan bahwa peningkatan lifting memerlukan eksplorasi yang lebih intensif. Dari total 70 cekungan yang akan ditawarkan, pihaknya berharap dapat meningkatkan produksi minyak secara signifikan.

Selain itu, pihaknya juga meminta Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang telah merencanakan pengembangan atau Plan of Development (POD) segera melanjutkan konstruksi. Jika tidak, pihaknya tidak segan membatalkan proyek tersebut.

Optimasi Sumur Tua dan Kolaborasi dengan Pertamina

Pemerintah juga berupaya memaksimalkan potensi sumur tua atau idle. Bahlil membuka peluang bagi PT Pertamina (Persero) dan mitra usaha mereka untuk bekerja sama dengan KKKS lain dalam menggarap sumur idle.

Data dari Kementerian ESDM menunjukkan bahwa saat ini terdapat 2.500 sumur idle yang akan direaktivasi melalui skema kemitraan. Sebanyak 500 sumur akan direaktivasi oleh Pertamina bersama mitra pada tahun ini, sementara sisanya sebanyak 2.000 akan dikerjakan hingga 2028.

Khusus untuk tahun ini, 500 sumur idle yang akan dikerjasamakan mayoritas berlokasi di Sumatra. Dari jumlah tersebut, 60 sumur berada di area offshore, sedangkan sisanya berada di onshore. Bahlil menegaskan bahwa kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan lifting minyak secara efektif.

Implementasi B50 untuk Mengurangi Impor Solar

Selain upaya dalam sektor minyak, pihaknya juga berencana mempercepat implementasi BBN campuran 50% biodiesel ke dalam solar atau B50 pada 2026. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk menekan impor solar.

Menurut Bahlil, penerapan B50 secara wajib dapat menjadi substitusi konsumsi solar hingga 20 juta kiloliter (kl). Prediksi dari Kementerian ESDM menyebutkan bahwa konsumsi solar pada tahun depan mencapai 40,2 juta kl. Dengan penerapan B50 pada semester II/2026, hampir setengah dari kebutuhan solar dapat terpenuhi melalui campuran biodiesel.

Bahlil menegaskan bahwa tahun depan, pihaknya berharap tidak lagi melakukan impor solar karena penggunaan B50 akan semakin meningkat. Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan kemandirian energi nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *