Bursa Asia Naik Didorong Pemulihan Wall Street

Pergerakan Bursa Asia Pada Hari Selasa

JAKARTA – Pada perdagangan hari Selasa (14/10/2025) pagi, bursa Asia mengalami pergerakan yang beragam. Mayoritas indeks mengalami kenaikan, sementara beberapa pasar menunjukkan penurunan.

Pukul 08.18 WIB, indeks Nikkei 225 mengalami penurunan sebesar 575,74 poin atau 1,21% menjadi 47.505,78. Sementara itu, Hang Seng naik 79,73 poin atau 0,31% menjadi 25.969,21, dan Taiex meningkat 520,31 poin atau 2,04% menjadi 27.473,41.

Indeks Kospi juga mengalami kenaikan sebesar 39,61 poin atau 1,10% menjadi 3.624,14. Di sisi lain, ASX 200 turun 4,40 poin atau 0,905% menjadi 8.880,30, sedangkan Straits Times naik 21,97 poin atau 0,54% menjadi 4.410,93. Indeks FTSE Malaysia juga mengalami kenaikan sebesar 4,01 poin atau 0,24% menjadi 1.619,99.

Kondisi Pasar Saat Ini

Berdasarkan laporan Reuters, saham-saham Asia mengalami rebound pada awal perdagangan Selasa. Namun, kenaikan ini tidak merata di seluruh pasar ekuitas regional. Hal ini terjadi setelah adanya tanda-tanda bahwa negosiasi perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok masih berjalan sesuai rencana.

Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang tercatat naik 0,5%, sementara indeks berjangka S&P 500 juga mengalami kenaikan sebesar 0,3%.

Pemulihan ini terus berlanjut setelah sesi perdagangan Senin di Wall Street, setelah Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyampaikan bahwa Presiden AS Donald Trump tetap berada di jalur yang tepat untuk bertemu dengan pemimpin China Xi Jinping di Korea Selatan pada akhir Oktober.

Kenaikan Indeks Wall Street

Indeks utama Wall Street pada hari Senin berhasil mencatat kenaikan sebesar 2,2%, dipimpin oleh saham-saham produsen chip. Hal ini terjadi setelah Trump menyampaikan nada yang lebih lunak terkait ketegangan perdagangan AS-Tiongkok.

Sebelumnya, keuntungan yang luas untuk ekuitas global tiba-tiba berbalik arah pada hari Jumat setelah Trump mengumumkan tarif 100% untuk China, yang membangkitkan kembali ingatan akan volatilitas pasar setelah pengumuman “Hari Pembebasan” pada bulan April.

Namun, aksi jual baru terhenti setelah pesan yang bersifat lunak dari presiden AS di jejaring sosial Truth Social.

Analisis dari Citi

Analis Citi dalam laporan riset mereka menyatakan bahwa mereka tidak memperkirakan adanya eskalasi ketegangan perdagangan antara Beijing dan Washington.

Alasan utamanya bukan karena cuitan Presiden Trump yang meyakinkan di akhir pekan, melainkan fakta bahwa China mungkin satu-satunya negara yang memiliki daya tawar, sehingga AS mungkin harus lebih fleksibel dalam posisi negosiasinya.

Kenaikan Saham Asia

Saham-saham Asia mengalami kenaikan, terutama di wilayah Taiwan dan Korea Selatan. Indeks saham Taiwan naik 2,2%, sementara indeks Kospi Korea Selatan naik 1%. Hal ini didorong oleh kinerja Samsung Electronics yang memproyeksikan kenaikan laba operasional kuartal ketiga sebesar 32% dibandingkan tahun sebelumnya, melebihi estimasi analis.

Permintaan chip memori konvensional membantu mengimbangi penurunan penjualan chip memori bandwidth tinggi perusahaan.

Di sisi lain, indeks saham Nikkei Jepang turun 1,2% karena pasar negara itu dibuka kembali setelah liburan. Sementara itu, saham Australia melemah sebesar 0,1%.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *