Cara Ampuh Mengatasi Efek Gas Airmata

Gas Air Mata dan Dampaknya terhadap Kesehatan

JAKARTA – Gas air mata adalah senyawa kimia yang sering digunakan dalam berbagai situasi, seperti pembubaran massa atau pengamanan. Senyawa ini mampu menyebabkan iritasi pada mata, mulut, tenggorokan, paru-paru, dan kulit.

Efeknya bisa membuat seseorang kehilangan kemampuan penglihatan sementara waktu serta mengalami rasa sakit yang sangat kuat.

Beberapa bahan kimia yang umum terkandung dalam gas air mata antara lain chloroacetophenone (CN), chlorobenzylidenemalononitrile (CS), chloropicrin (PS), nromobenzylcyanide (CA), dibenzoxazepine (CR), dan kombinasi bahan kimia lainnya.

Gas air mata juga dikenal dengan nama-nama seperti semprotan merica, fuli, semprotan capsicum, atau agen anti huru-hara.

Kekuatan gas air mata bervariasi, dan efeknya juga berbeda-beda tergantung pada konsentrasi dan cara penggunaannya.

Awalnya, gas air mata dikembangkan sebagai senjata militer, namun sekarang lebih sering digunakan untuk pembubaran massa demonstrasi. Penggunaan bahan kimia dalam gas air mata dapat menimbulkan risiko kesehatan yang serius jika tidak diatasi dengan tepat.

Dampak Kesehatan dari Paparan Gas Air Mata

Kontak langsung dengan gas air mata dapat menyebabkan iritasi pada mata, kulit, dan sistem pernapasan. Rasa sakit akibat paparan gas air mata bisa 10.000 kali lebih kuat daripada minyak wasabi karena adanya kandungan chlorobenzylidenemononitrile dan dibenzoxazepine.

Dampaknya bisa berupa rasa gatal, kebutaan sementara, luka bakar, pandangan kabur, pendarahan, hingga kerusakan jaringan lainnya, tergantung pada jarak dan durasi paparan.

Cara Mengatasi Efek Gas Air Mata

Untuk mengurangi dampak gas air mata, langkah-langkah berikut bisa dilakukan:

  • Membilas mata dengan air bersih mengalir selama 10 menit. Jika memungkinkan, gunakan air garam steril (air infus) untuk membersihkan.
  • Hindari menggosok mata karena bisa memperparah efek iritasi.
  • Jangan mandi dengan berendam, karena bahan kimia dalam gas air mata bisa terserap melalui kulit.
  • Ganti pakaian yang terkontaminasi dan pisahkan pakaian tersebut saat mencuci.

Selain itu, dokter spesialis kulit menyarankan untuk segera membersihkan kulit dengan air mengalir. Hindari menggunakan air panas dan pastikan kelembaban kulit tetap terjaga. Gunakan pelembab yang mengandung ceramide, petrolatum, atau aloe vera untuk membantu memperbaiki lapisan kulit.

Perawatan Kulit Setelah Terpapar Gas Air Mata

Penggunaan krim anti inflamasi seperti kortikosteroid topikal ringan (hydrocortisone) bisa membantu meredakan iritasi. Namun, penggunaannya harus sesuai anjuran dokter.

Waktu pemulihan kulit bergantung pada tingkat keparahan iritasi. Untuk kasus ringan, biasanya membaik dalam satu sampai tiga hari. Namun, jika ada luka atau iritasi berat, proses penyembuhan bisa memakan waktu satu hingga dua minggu.

Arini Astasari Widodo, dokter dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski), menekankan pentingnya menghindari penggunaan zat-zat yang berpotensi memperparah iritasi.

Misalnya, pasta gigi atau odol tidak direkomendasikan karena mengandung menthol, fluoride, dan detergen yang bisa memperburuk kondisi kulit.

Bahaya dari Bahan Kimia dalam Gas Air Mata

Gas air mata mengandung senyawa berbahaya seperti CS dan CN yang bekerja sebagai iritan kuat. Paparan berulang dapat menyebabkan kemerahan, rasa panas seperti terbakar, gatal, dermatitis kontak, hingga luka melepuh.

Jika terkena berturut-turut selama tiga hari, kulit akan mengalami akumulasi iritasi yang meningkatkan risiko peradangan, luka terbuka, dan infeksi sekunder. Oleh karena itu, perlindungan diri dan penanganan cepat sangat penting untuk mengurangi risiko kesehatan yang timbul.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *