Cara Saya Dapat Cuan: Pentingkah Diceritakan?

Tantangan Ekonomi yang Menghimpit Rakyat Kecil

JAKARTA – Dalam kondisi ekonomi yang tidak menentu, istilah “in this economy” kini sering muncul dalam percakapan sehari-hari. Hal ini wajar mengingat situasi perekonomian yang semakin sulit bagi banyak orang.

Bahkan, kebutuhan pokok pun terasa berat untuk dipenuhi, apalagi kebutuhan sekunder atau tersier. Dunia digital, yang dulu dianggap sebagai sumber penghasilan yang mudah, kini juga terasa semakin ketat persaingannya.

Biaya pendidikan, baik dari biaya sekolah maupun UKT di kampus, semakin tinggi dan terasa tidak masuk akal. Pemerintah yang seharusnya bertanggung jawab atas kemajuan bangsa dan penurunan angka kemiskinan justru terkesan gagal mencapai target tersebut.

Banyak program yang seharusnya membantu justru menimbulkan masalah baru. Contohnya adalah Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang awalnya ditujukan untuk meningkatkan gizi anak sekolah, tetapi malah menyebabkan kasus keracunan. Masalah ini memperlihatkan bahwa program tersebut justru sarat dengan muatan politik karena melibatkan pejabat dan vendor SPPG.

Bertahan Hidup dengan Berbagai Pekerjaan

Di tengah situasi seperti ini, rakyat kecil hanya bisa berusaha melakukan apa saja agar bisa bertahan hidup. Tujuannya bukan untuk menumpuk kekayaan, tetapi sekadar menjaga dapur tetap ngebul.

Sejak pindah dari Bogor ke Lamongan, saya merasakan dampak ekonomi yang cukup berat. Dulu, blogging memberikan penghasilan yang lumayan, tetapi sekarang job semakin jarang dan bayarannya kecil serta pencairannya lama.

Beberapa pilihan pekerjaan yang saya lakukan antara lain:

  1. Blogging

    Saya mulai serius menekuni blogging sejak 2015 saat sudah tidak memiliki pekerjaan tetap. Dulu, hadiah lomba besar seperti smartphone, kamera, laptop, bahkan uang puluhan juta pernah saya bawa pulang. Namun, masa kejayaan blogging kini telah meredup. Brand lebih memilih bekerja sama dengan YouTuber atau influencer Instagram ketimbang bloger.

  2. Mengedit dan menulis

    Saya masih menjalani pekerjaan menyunting naskah. Ada proyek mengedit buku biografi dari penerbit indie Bogor dengan bayaran Rp3 juta. Ada juga order proofreading disertasi seorang dosen dengan bayaran Rp1,5 juta, meski waktu pengerjaannya singkat.

  3. Me-layout buku

    Meskipun menyenangkan karena lebih menuntut kreativitas, tarifnya tidak terlalu besar. Beberapa bulan lalu, ada pesanan paket lengkap dengan bayaran Rp600 ribu. Meski kecil, saya menerima demi menjaga hubungan baik.

  4. Mengajar les

    Saya kembali mengajar les bahasa Inggris dan persiapan UTBK. Sistemnya freelance, jadi jika tidak ada jadwal, tidak dibayar. Kadang kelas mendadak dibatalkan, tetapi saya tetap bersyukur bisa bertemu siswa-siswa muda dan berbagi pengalaman.

  5. Jemput anak sekolah

    Saya dan istri juga menerima jasa jemput anak tetangga. Upahnya Rp50 ribu untuk tiga kali jemput. Meski tidak besar, tetapi lumayan daripada tidak ada sama sekali.

  6. Jual buku bekas

    Jualan buku bekas kini semakin sulit. Tokopedia dan Shopee sering menutup toko hanya karena harga buku lebih murah dari pasaran. Padahal itu jelas buku bekas.

  7. Jual rongsokan

    Ini adalah langkah terakhir dan tentunya manasuka. Saya kadang menjual barang bekas seperti buku tulis lawas, kardus, botol plastik, atau perabot lama. Selain dapat cuan, rumah juga menjadi lebih lega tanpa sampah bertumpuk.

Harapan dan Kepercayaan

Hidup memang tidak mudah dalam kondisi ekonomi seperti ini. Namun, selama masih bisa berusaha dan bersyukur, kita selalu punya cara untuk bertahan. Meski hanya mengerjakan apa saja yang bisa menghasilkan sedikit cuan, asalkan halal dan akur, itu sudah cukup.

Kata orang Jawa, “ubet, ngliwet”, asal mau bergerak serius, selalu ada jalan (pemasukan) buat kita bisa makan (ngliwet). Apakah teman-teman Kompasianer mengalami gejolak ekonomi yang berpengaruh pada kondisi pendapatan keluarga? Atau punyai ide meraup cuan secara gampang tapi berlimpahan? Haha… Share dong di kolom komentar!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *