Cerita Korban dan Saksi Mata yang Histeris saat Atap Teras Kantor Pemkab Brebes Ambruk

Kantor Pemkab Brebes Ambruk
Kapolres Brebes AKBP Lilik Ardhiansyah saat menjenguk korban ambruknya Gedung KPT Brebes yang menjalani perawatan di RSUD Brebes. (Foto: Istimewa)

“Saya sempat masuk di bawah atap dan melihat. Tak lama akhirnya berjalan keluar, tiba-tiba dengar suara gemuruh dan angin lumayan kencang. Langsung ambruk,” kata Abu.

Abu mengaku beruntung dirinya masih diberi keselamatan. Saat itu ia mengaku lemas dan menyaksikan orang-orang histeris.

“Saya lihat tiga korban, tapi satu pulang karena luka ringan. Dua itu luka serius. Bahkan ada satu yang cukup lama dievakuasi karena tangan terjepit,” pungkas Abu.

Saksi mata lainnya, Syamsul Falak membenarkan kondisi angin siang itu cukup kencang. Hal itu juga nampak dari peserta lomba layang-layang yang mudah menerbangkan.

“Benar anginnya besar. Bahkan menerbangkan layang-layang sangat mudah,” kata Falak yang juga mengaku mendengar suara gemuruh seperti ambruk.

Akibat peristiwa itu, dua pekerja konstruksi masih menjalani perawatan di RSUD Brebes.
Mereka yang dirawat adalah Juswanto (39) dan Abdullah (35) warga Kecamatan Tanjung, Brebes.

Juswanto mengalami patah sebagian tulang. Sementara Abdullah mengalami luka di bagian kulit hingga harus mendapat jahitan.

Abdullah saat dijenguk Kapolres Brebes AKBP Lilik Ardhiansyah di IGD RSUD Brebes sempat menuturkan detik-detik atap teras ambruk.

Saat itu, Abdullah dan sejumlah rekannya memang sedang sibuk melakukan pekerjaan untuk perbaikan penguatan struktur konstruksi.

“Saat itu saya sedang dongkrak besi. Tahu-tahu bruk (ambruk). Tangan saya tertimpa atap cor,” kata Abdullah di RSUD Brebes, Minggu.

Abdullah mengaku tangan terjepit hingga sekira satu jam hingga akhirnya berhasil terlepas setelah teman-temannya berusaha keras. “Tangan kejepit, satu jam,” kata Abdullah.

Kapolres Brebes AKBP Lilik Ardhiansyah mengungkap akibat peristiwa itu ada dua orang yang harus dirawat karena luka cukup serius.