Jabar  

Dedi Mulyadi Bantu Korban Bencana di Sumatera, Gubernur Jabar Beri Pernyataan

Gubernur Jabar Berada di Sumatra Saat Bencana Melanda Jawa Barat

BANDUNG – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, kini menjadi sorotan publik setelah diketahui sedang berada di Sumatra untuk membantu korban bencana. Di saat yang sama, Jawa Barat tengah menghadapi sejumlah bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.

Dedi Mulyadi memutuskan untuk bertolak ke Sumatra guna menyalurkan bantuan bagi korban banjir di sana. Meskipun sedang menjalankan tugas tersebut, ia tetap menerima laporan terkait kondisi bencana yang terjadi di wilayah Jawa Barat.

Kondisi Bencana di Jawa Barat

Beberapa daerah di Jawa Barat dilaporkan terdampak oleh banjir dan tanah longsor. Di Sukabumi, terdapat 13 lokasi yang terkena dampak bencana. Di Cangkuang, Kabupaten Bandung, tiga rumah rusak akibat tertimpa longsor. Banjir juga menggenangi wilayah Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Di Kabupaten Bandung Barat, air sungai meluap hingga membanjiri kawasan Cililing.

Selain itu, banjir di Soreang, Bandung, turut merendam rumah warga. Genangan banjir juga muncul di wilayah Cilampeni, Kabupaten Bandung. Di Cisalak, empat rumah warga tertimbun longsor. Masyarakat di wilayah tersebut sudah dievakuasi dan akan direlokasi karena daerah tersebut rawan longsor akibat tanah yang labil dan hutan yang tidak stabil.

Penyebab Banjir di Wilayah Bandung Barat

Banjir yang terjadi di Bandung Barat disebabkan oleh luapan sungai yang menggenangi sawah milik warga. Pemerintah provinsi akan memberikan bantuan untuk memulihkan kerugian yang dialami para pemilik sawah.

Selain itu, banjir juga melanda beberapa wilayah di Kabupaten Bandung. Menurut Dedi Mulyadi, banjir tersebut merupakan dampak dari alih fungsi lahan di Ciwidey dan Pangalengan. Alih fungsi lahan tersebut meningkatkan arus air, sehingga menyebabkan banjir.

Tindakan yang Dilakukan

Dedi Mulyadi telah berkoordinasi dengan Bupati Subang, Reynaldy Putra Andita Budi Raemi, untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan. Ia juga menegaskan bahwa pembabatan hutan di Jawa Barat harus segera dihentikan.

Ia menyoroti bahwa alih fungsi lahan sering kali berubah menjadi tempat rekreasi, padahal daerah tersebut seharusnya menjadi resapan air. Hal ini berdampak pada meningkatnya risiko banjir.

Selain itu, banyak masyarakat yang tinggal di kawasan aliran sungai dan sepadan sungai. Ketika air naik, genangan banjir bisa sangat tinggi. Dedi Mulyadi menekankan pentingnya penanganan masalah ini di masa depan.

Langkah Hukum untuk Pelaku Pembalakan Hutan

Dedi Mulyadi juga mengingatkan pelaku pembalakan hutan agar segera mendapat hukuman. Ia menyesalkan adanya perusakan hutan seluas 160 hektare. “Semoga pelaku yang melakukan perusakan segera ditahan,” katanya.

Ia menekankan bahwa pengelolaan lingkungan dan pencegahan bencana harus menjadi prioritas utama. Dengan koordinasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan dapat mengurangi risiko bencana di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *