Ekonomi Jateng 2025, Klaim Pertumbuhan Melesat dan 326.462 Pengangguran Terserap

Ekonomi Jateng
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi saat mengunjungi salah satu pabrik. (Foto: Humas Pemprov Jateng)

Tak hanya itu, Pemprov Jateng terus berkomitmen menjaga kepastian dan kenyamanan berusaha, memperkuat kolaborasi dengan pelaku industri, serta menyediakan layanan perizinan yang cepat, transparan, dan berbasis digital.

Pemprov juga memastikan tersedianya sumber daya manusia yang kompeten melalui pelatihan vokasi, link and match pendidikan-industri, serta program peningkatan keterampilan bagi pencari kerja. Guna mendukung hal tersebut, Pemprov Jateng juga mendorong pembangunan dan pengembangan kawasan industri.

Selain itu, seluruh kepala daerah di Jawa Tengah juga didorong untuk membuka kawasan industri atau kawasan ekonomi baru untuk meningkatkan investasi di wilayahnya masing-masing.

Upaya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus menggenjot investasi dan menumbuhkan ekonomi daerah menuai hasil dan apresiasi. Pemprov Jateng menerima penghargaan Pioneer of Economic Empowerment atau Pelopor Pemberdayaan Ekonomi dalam ajang Indonesia Kita Award.

Penghargaan itu diterima Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, di Yudhistira Grand Ballroom Patra Jasa Office Tower, Jakarta Selatan, Senin, 10 November 2025.

Tentu, muara tumbuhnya perekonomian dan menggeliatnya investasi adalah kesejahteraan masyarakat. Capaian-capaian itu bukanlah isapan jempol belaka. Buktinya, berdasarkan data BPS Jateng, persentase penduduk miskin di provinsi ini turun dari 9,58 persen pada September 2024 menjadi 9,48 persen pada Maret 2025, atau turun 0,10 persen.

Menatap 2026
Lantas, bagaimana Pemprov Jawa Tengah menyongsong tahun 2026 dalam bidang ekonomi? Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sujarwanto Dwiatmoko mengatakan, Jawa Tengah berada pada fase pemulihan dan transformasi struktural dalam menyongsong 2026.

“Industri pengolahan tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan, sementara sektor pertanian terus menjaga stabilitas pangan dan inflasi,” kata Sujarwanto, saat membuka acara Bisnis Indonesia Group (BIG) Conference dengan tajuk “Central Java at a Crossroads: Between Manufacturing & Agriculture” di Kota Semarang pada Senin (8/12/2025).

Dia menilai, sektor industri pengolahan dan pertanian menjadi dua lapangan usaha yang demikian penting bagi Jawa Tengah. Sektor industri pengolahan merupakan mesin pertumbuhan ekonomi dengan porsi yang dominan dalam struktur Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Sementara itu, sektor pertanian memainkan peranan penting bagi ketahanan pangan lokal maupun nasional. Peran vital tersebut menjadi salah satu alasan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, menetapkan industri pengolahan dan pertanian sebagai sektor prioritas pembangunan.