Kemudian harga tertinggi sepanjang tahun 2023 mencapai Rp30.500 per kg. Serta harga tertinggi sepanjang tahun 2024 mencapai Rp37.900 per kg.
“Di Brebes ini ada 11 pola tanam pertanian. Dalam satu tahun ada yang tanam bawang tiga kali, ada yang dua kali, ada juga yang satu kali. Tergantung wilayah dan modal petani. Juga ketersediaan benih,” ungkap Tanti.
Tanti menjelaskan, diperkirakan harga akan mulai turun pada pekan kedua bulan Agustus. Hal ini karena ada sejumlah daerah sentra bawang merah yang mulai panen raya, seperti Kabupaten Nganjuk dan Bima NTB. Sedangkan, Kabupaten Brebes akan memasuki panen raya pada akhir Agustus.
“Awal Agustus harga tetap sama. Minggu kedua mungkin akan turun, saat Nganjuk dan Bima panen raya, karena bisa menjaga stabilitas pasokan,” jelasnya.
Tanti menjelaskan, saat ini ketersediaan atau pasokan bawang merah di seluruh Indonesia sangat sedikit, sehingga harga komoditas ini melambung tinggi, baik di tingkat petani maupun pasokan di pasar.
Ditambah lagi, pada musim tanam kali ini, tidak banyak petani yang kembali menanam bawang merah karena harga bibit mahal, sudah di angka Rp7 juta per kwintal.
“Kemungkinan penurunan harga akan normal, sedikit di atas break event poin (BEP) atau harga impas Rp 15 ribu per kilo. Keinginan petani stabil di angka Rp 20 ribu. Tidak mahal untuk konsumen dan tidak murah bagi petani,” tutup Tanti.
Harga Bawang Merah di Petani Tembus Rp42 Ribu, di Konsumen Capai Rp60 Ribu per Kg
