Harga Emas Dunia Naik, Pasar Waspadai Kenaikan Suku Bunga The Fed

Harga Emas Tetap Tinggi di Tengah Harapan Pemangkasan Suku Bunga

JAKARTA – Harga emas terus berada pada level tinggi, didorong oleh meningkatnya keyakinan pasar bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed), akan melakukan pemangkasan suku bunga acuan pada bulan September 2025.

Kondisi ini menunjukkan bahwa para pelaku pasar mulai memperhatikan kemungkinan perubahan kebijakan moneter yang akan segera diambil.

Pada perdagangan Senin (25/8/2025) siang waktu Singapura, harga emas spot mengalami penurunan tipis sebesar 0,1 persen menjadi USD 3.367,79 per troy ounce.

Meski begitu, secara keseluruhan emas masih bertahan pada kenaikan sebesar 1,1 persen yang dicatatkan pada Jumat lalu. Kenaikan tersebut terjadi setelah Ketua The Fed, Jerome Powell, memberikan pidato dalam simposium Jackson Hole.

Dalam pidatonya, Powell menyampaikan bahwa risiko yang meningkat di pasar tenaga kerja dapat menjadi alasan untuk melakukan penyesuaian kebijakan moneter. Namun, kekhawatiran terkait inflasi akibat tarif impor masih menjadi isu utama yang harus diperhatikan. Ia menyebut kondisi ekonomi saat ini sebagai situasi yang “challenging” bagi para pejabat The Fed.

Pernyataan Powell tersebut memicu ekspektasi kuat bahwa The Fed akan segera melakukan pemangkasan suku bunga. Data pasar swap menunjukkan bahwa peluang The Fed untuk memangkas suku bunga pada bulan September mencapai lebih dari 85 persen. Meskipun demikian, arah kebijakan setelah bulan tersebut masih dipenuhi ketidakpastian.

Ahmad Assiri, research strategist Pepperstone, mengungkapkan bahwa keseimbangan risiko-imbalan jangka pendek telah bergeser ke arah yang menguntungkan emas. Ia menilai bahwa pernyataan Powell memperkuat keyakinan bahwa pelonggaran kebijakan akan dilakukan, meskipun pandangan tersebut bisa dibilang mendahului data yang masuk.

Emas tercatat sudah menguat lebih dari 25 persen sepanjang tahun ini. Lonjakan harga terjadi terutama pada empat bulan pertama tahun ini. Hal ini didorong oleh meningkatnya ketegangan geopolitik, kekhawatiran perdagangan global, serta pembelian emas oleh bank-bank sentral dunia.

Beberapa pelaku pasar, termasuk unit manajemen kekayaan UBS Group AG, memproyeksikan bahwa harga emas masih berpotensi melanjutkan penguatan. Namun, data terbaru Commodity Futures Trading Commission (CFTC) menunjukkan bahwa posisi bullish dana lindung nilai (hedge fund) terhadap emas justru turun ke level terendah dalam enam pekan terakhir.

Di pasar logam mulia lainnya, harga perak dan platinum tercatat stagnan, sementara paladium sedikit melemah. Adapun indeks dolar Bloomberg stabil setelah turun 0,8 persen pada Jumat pekan lalu. Kondisi ini menunjukkan bahwa pasar logam mulia tetap dinamis, dengan emas menjadi fokus utama investor.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *