Sadam mengaku kecewa karena tidak mengetahui namanya dicoret dan digantikan oleh orang lain tanpa pemberitahuan.
Ia mengaku tidak diberitahu terlebih dahulu sebelum acara pelantikan, sehingga ia tetap menghadiri acara tersebut.
Usai pelantikan dan mengetahui namanya dicoret ia pun harus pulang dengan rasa kecewa.
“Sangat mengecewakan, ternyata lulusan sekolah tinggi itu tidak menjamin kecerdasan seseorang. Lucunya di sini adalah KETOLOLAN pemimpin atau koordinator yang tidak ada konfirmasi ke anggotanya. Memutuskan keputusan sepihak tanpa ada konfirmasi dari yang bersangkutan,” sambung Sadam.
“Ingat Tuan.. Waktu dan tenaga orang itu sangat berharga, jadi jangan dianggap remeh. Jika seseorang tidak lagi bisa ikut serta seharusnya konfirmasi jauh jauh hari. Ini hanya untuk pembelajaran kita semua,” imbuh Sadam.
Saat dikonfirmasi, Sadam mengaku bahwa dirinya seharusnya bertugas di TPS 13 Desa Dumeling Kecamatan Wanasari.