Penurunan Indeks Keyakinan Konsumen sebagai Tanda Peringatan
JAKARTA – Ekonom dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, menilai bahwa penurunan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) menjadi peringatan dini terkait potensi penurunan daya beli yang lebih tajam jika pasar kerja tidak segera diperkuat.
Menurutnya, komponen yang paling melemah dalam indeks tersebut adalah persepsi ketersediaan lapangan kerja. Achmad menjelaskan bahwa kekhawatiran utama masyarakat bukan hanya terkait harga atau bunga, tetapi lebih pada kepastian pendapatan.
“Ketika orang merasa tidak aman dengan pekerjaannya, mereka cenderung mengurangi pengeluaran untuk barang non-esensial, menunda pembelian barang tahan lama, dan memilih menabung sebagai bentuk perlindungan terhadap risiko,” ujarnya dalam keterangan tertulis.
Pada tanggal 10 September 2025, Bank Indonesia (BI) mengumumkan bahwa IKK pada Agustus 2025 turun menjadi level 117,2. Angka ini merupakan yang terendah sejak September 2022, atau hampir tiga tahun terakhir.
Survei BI juga menunjukkan bahwa Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja (IKLK) masih berada di zona pesimistis, yaitu pada level 93,2. Angka ini menunjukkan bahwa IKLK sudah berada di bawah angka 100 sejak Mei 2025.
Meski pada Juli 2025 angka IKLK sempat meningkat menjadi 95,3 dari bulan sebelumnya yang mencapai 94,1, pada Agustus 2025 angka tersebut kembali menurun.
Achmad menyatakan bahwa jika tren negatif terkait ketersediaan lapangan kerja terus berlanjut, pertumbuhan konsumsi bisa melambat. Hal ini menjadi alarm bagi perekonomian Indonesia yang sebagian besar didorong oleh konsumsi rumah tangga.
Menurut Achmad, pemerintah perlu memberikan sinyal jelas bahwa fokus utama adalah pekerjaan dan harga pangan. Ia menekankan bahwa sinyal tersebut harus diikuti dengan eksekusi yang rapi, seperti regulasi yang stabil, kepastian insentif usaha, serta tata kelola bantuan yang transparan.
Sementara itu, BI menyatakan bahwa keyakinan konsumen tetap terjaga karena berada di zona optimistis, yaitu di atas 100. Meskipun demikian, IKK pada Agustus 2025 turun dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai level 118,1.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan bahwa terjaganya keyakinan konsumen pada Agustus 2025 didukung oleh Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang tetap berada pada level optimis.
Hal ini menunjukkan bahwa meski ada penurunan, masyarakat masih memiliki harapan positif terhadap kondisi ekonomi secara keseluruhan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keyakinan Konsumen
Beberapa faktor utama yang memengaruhi keyakinan konsumen antara lain:
- Persepsi terhadap lapangan kerja: Jika masyarakat merasa tidak aman dalam pekerjaan, mereka akan lebih hati-hati dalam berbelanja.
- Harga pangan: Kenaikan harga bahan pokok dapat memengaruhi daya beli masyarakat.
- Kebijakan pemerintah: Regulasi yang tidak jelas atau tidak stabil dapat menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap stabilitas ekonomi.
- Kondisi ekonomi makro: Kinerja perekonomian secara keseluruhan juga berdampak pada keyakinan konsumen.
Dengan situasi saat ini, penting bagi pemerintah dan lembaga terkait untuk segera mengambil langkah-langkah yang tepat guna memperkuat pasar kerja dan menjaga stabilitas harga. Hal ini akan berdampak langsung pada tingkat keyakinan konsumen dan, pada akhirnya, pada pertumbuhan ekonomi nasional.