Inovasi Mahasiswa STMIK Komputama Majenang Mengubah Limbah Menjadi Produk Berkelanjutan
CILACAP – Seorang mahasiswa dari STMIK Komputama Majenang, Cilacap, Jawa Tengah, bernama Firdaus, kembali membuktikan bahwa inovasi tidak hanya berasal dari teknologi tinggi, tetapi juga bisa muncul dari hal-hal sederhana di sekitar kita.
Ia berhasil meraih penghargaan bergengsi ‘Best of the Best Bumi Berseru Fest 2024’ dalam kategori Inovasi Eco Product. Penghargaan ini diberikan atas kontribusinya dalam mengembangkan produk ramah lingkungan dari limbah gedebok pisang.
Firdaus, yang saat ini sedang menempuh semester ketujuh di jurusan Teknik Informatika, berhasil menciptakan berbagai souvenir dan kerajinan tangan yang memiliki nilai ekonomi serta estetika tinggi.
Produk-produk ini dibuat dengan memanfaatkan limbah yang biasanya dibuang, sehingga memberikan dampak positif terhadap lingkungan dan perekonomian masyarakat.
Penghargaan tersebut diserahkan dalam acara puncak Grand Launching Bumi Berseru Fest 2025 di Solo. Acara ini dihadiri oleh tokoh-tokoh penting yang peduli terhadap lingkungan. Salah satu pihak yang turut menyampaikan apresiasi adalah Senior General Manager Social Responsibility Telkom Indonesia, Heri Susanto.
Ketua STMIK Komputama Majenang, Kusnana, M.Kom, menyatakan kebanggaannya terhadap pencapaian Firdaus. Ia menilai bahwa inovasi mahasiswa ini menjadi bukti bahwa kemampuan akademik tidak selalu berjalan sendirian, tetapi bisa dikombinasikan dengan kreativitas dan kepedulian terhadap lingkungan.
“Kami sangat bangga. Ini bukti bahwa mahasiswa kami tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga kreatif, inovatif, dan peduli terhadap lingkungan,” ujar Kusnana dalam pernyataannya.
Selain itu, Firdaus juga diundang sebagai narasumber dalam sesi Grand Launching bersama beberapa tokoh lingkungan nasional seperti Sabrina Farah Salsabila (Founder Reservoair), Prigi Arisandi (Founder Ecoton), dan Feri (Founder Seagrass). Dalam kesempatan tersebut, ia menjelaskan pentingnya mengolah bahan-bahan yang dianggap limbah menjadi produk bernilai tinggi.
“Ini bukti bahwa inovasi dan kepedulian lingkungan bisa berjalan beriringan dengan kewirausahaan. Pelepah pisang yang biasanya dibuang, kini bisa jadi solusi ekonomi dan ekologi,” ujarnya.
Firdaus berharap karyanya dapat menginspirasi generasi muda untuk berani mencoba hal baru dan berinovasi dari hal-hal sederhana di sekitar mereka. Ia percaya bahwa setiap individu memiliki potensi untuk menciptakan perubahan positif bagi lingkungan dan masyarakat.
Heri Susanto dari Telkom Indonesia menegaskan bahwa perusahaan memiliki tanggung jawab untuk ikut serta mengatasi krisis iklim melalui program-program seperti Bumi Berseru Fest. Program ini bertujuan untuk mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga lingkungan.
Ary Sudjianto, Deputi Bidang Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon BPLH di Kementerian LHK, juga mengajak generasi muda untuk lebih aktif dalam aksi nyata pengurangan emisi karbon.
“Generasi X mungkin gagal menjaga lingkungan, tapi masih ada harapan di tangan anak-anak muda,” tegas Ary.
STMIK Komputama Majenang Cilacap Jawa Tengah terus berkomitmen mendukung inovasi mahasiswa melalui berbagai fasilitas seperti unit Pusat Inkubator Bisnis dan Inovasi, Laboratorium dan Workshop, hingga pendanaan hibah dan program kemitraan.
Tujuannya adalah agar mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga menciptakan solusi nyata bagi masyarakat. “Kami ingin mahasiswa tidak hanya belajar teori, tapi juga menciptakan solusi nyata bagi masyarakat,” tutup Kusnana.