ITS Usulkan Kelapa Jadi Komoditas Unggulan Flores Timur, Pemkab Siap Lanjutkan

Penelitian ITS Mengungkap Potensi Besar Kelapa di Flores Timur

SURABAYA – Tim Ekspedisi Patriot dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya melakukan penelitian mendalam selama empat bulan di empat kawasan transmigrasi di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.

Hasil riset ini menunjukkan bahwa kelapa memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai komoditas utama yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal.

Penelitian ini dilakukan dalam kerja sama antara ITS dan Kementerian Transmigrasi Republik Indonesia. Dari hasil analisis dan survei yang dilakukan, tim peneliti menyimpulkan bahwa kelapa bisa menjadi penggerak utama sektor pertanian dan perkebunan di wilayah tersebut.

Rekomendasi ini disampaikan setelah melalui proses riset intensif yang mencakup berbagai aspek seperti produktivitas, nilai ekonomi, dan kebutuhan pasar.

Wakil Bupati Flores Timur, Ignasius Boli Uran, menyambut baik hasil penelitian tersebut. Ia mengapresiasi kontribusi ITS dalam memberikan data ilmiah yang dapat digunakan sebagai dasar dalam perencanaan pembangunan daerah.

Menurutnya, rekomendasi ini sangat membantu pemerintah daerah dalam menentukan arah pengembangan sektor pertanian dan perkebunan.

“Kami sangat mengapresiasi hasil riset dari ITS. Ini sangat membantu kami dalam menentukan arah pembangunan sektor pertanian dan perkebunan, khususnya dalam mengidentifikasi produk unggulan petani lokal,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa pemerintah daerah akan menjadikan hasil riset ini sebagai acuan dalam menyusun perencanaan pembangunan ke depan.

Fokus utama akan diarahkan pada hilirisasi produk kelapa, mulai dari pengolahan hingga pemasaran, guna meningkatkan nilai tambah dan kesejahteraan masyarakat.

“Kelapa bukan hanya sekadar hasil panen, tapi bisa diolah menjadi berbagai produk bernilai tinggi seperti kopra, minyak kelapa, hingga produk turunan lainnya. Ini peluang besar bagi masyarakat,” tambahnya.

Potensi Kelapa yang Masih Belum Teroptimalkan

Ketua Tim 2 Ekspedisi Patriot ITS, Dede Rahmawati, menjelaskan bahwa meskipun kelapa telah menjadi komoditas utama masyarakat Flores Timur, pengelolaannya masih bersifat tradisional dan belum terintegrasi dengan sistem ekonomi yang kuat.

Ia menilai, potensi kelapa di wilayah ini sangat besar, tetapi diperlukan lembaga ekonomi yang mampu mengelola dan memasarkan produk olahan kelapa secara profesional.

“Potensi kelapa di Flores Timur sangat besar. Tapi agar bisa memberikan dampak ekonomi yang signifikan, perlu ada lembaga ekonomi yang mampu mengelola dan memasarkan produk olahan kelapa secara profesional,” jelas Dede.

Ia menekankan pentingnya dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, swasta, dan lembaga keuangan, untuk membangun ekosistem usaha kelapa yang berkelanjutan. Dengan begitu, masyarakat transmigran tidak hanya menjadi produsen, tetapi juga pelaku utama dalam rantai nilai komoditas kelapa.

Sinergi Perguruan Tinggi dan Pemerintah Daerah

Program ini juga sejalan dengan upaya pemerintah pusat dalam memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah transmigrasi.

Melalui pendekatan berbasis riset, diharapkan pembangunan tidak hanya bersifat top-down, tetapi juga sesuai dengan potensi dan kebutuhan lokal. Langkah yang dilakukan oleh ITS menjadi contoh nyata sinergi antara perguruan tinggi dan pemerintah dalam mendorong pembangunan daerah.

Dengan menjadikan kelapa sebagai komoditas unggulan, Flores Timur berpeluang besar menjadi sentra industri kelapa yang mampu bersaing di pasar nasional maupun internasional. Dengan pengelolaan yang lebih baik dan dukungan dari berbagai pihak, masa depan sektor pertanian di daerah ini terlihat cerah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *