Kejagung Ungkap Sosok yang Berhasil Bongkar Mega Korupsi Pertamina Rp 1 Kuadriliun

Mega Korupsi Pertamina
Kejaksaan Agung RI melakukan rilis kasus mega korupsi Pertamina. (Foto: YouTube/Kejaksaan RI)

“Sampai pada akhirnya ada keterkaitan dengan hasil-hasil yang ditemukan di lapangan dengan kajian-kajian yang tadi terkait misalnya kenapa harga BBM harus naik misalnya. Ternyata kan ada beban-beban pemerintah yang harusnya tidak perlu,” tuturnya.

Harli menuturkan temuan-temuan tersebut pun bermuara ke dugaan korupsi tata kelola minyak mentah di Pertamina Patra Niaga (Mega Korupsi Pertamina).

“Karena ada sindikasi yang dilakukan oleh para tersangka ini, akhirnya negara harus mengemban beban kompensasi dan subsidi yang begitu besar,” jelasnya.

Kini ramai beredar narasi yang menyebutkan bahwa Pertamax dioplos Pertalite dan membuat masyarakat kembali emosi.
Soal hal itu, Pertamina mengungkapkan bantahan. Pertamina menegaskan Pertamax yang dijual di pasaran telah sesuai spesifikasi RON 92.

Pernyataan ini menepis tudingan, Pertamax telah dioplos dengan BBM jenis Pertalite yang beredar di media sosial setelah Kejagung mengungkap adanya korupsi tata kelola minyak mentah.

“Jadi kalau untuk kualitas BBM, kami pastikan bahwa yang dijual ke masyarakat itu adalah sesuai dengan spek yang sudah ditentukan oleh Dirjen Migas.” ujar Vice President (VP) Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, Selasa 25 Februari 2025.

“RON 92 itu artinya ya Pertamax, RON 90 itu artinya Pertalite,” sambung dia.

Dia juga menegaskan Pertamax yang beredar di pasaran telah melewati penelitan dan pengujan dari Lembaga Sertifikasi Produk Migas (Lemigas).

Fadjar juga berujar, narasi Pertamax dioplos Pertalite berbeda dengan pernyataan Kejagung saat konferensi pers pada Senin 24 Februari 2025.