Krisis BBM Berulang, DPRD NTT Minta Pertamina Buka Depot di Labuan Bajo

Labuan Bajo Mengalami Kelangkaan BBM yang Berdampak pada Pariwisata

LABUAN BAJO – Labuan Bajo, salah satu destinasi wisata utama di Indonesia, kembali menghadapi masalah kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) dalam beberapa hari terakhir.

Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran besar, terutama bagi sektor pariwisata yang menjadi tulang punggung ekonomi daerah tersebut.

Sejak sekitar 10 hari lalu, masyarakat dan pengusaha di Labuan Bajo mulai merasakan dampak dari kelangkaan BBM. Masalah ini tidak hanya mengganggu aktivitas harian warga tetapi juga berdampak langsung pada kunjungan wisatawan.

Banyak dari mereka yang telah merencanakan perjalanan ke Taman Nasional Komodo harus membatalkan rencana akibat keterbatasan pasokan bahan bakar.

Masalah kelangkaan BBM di Labuan Bajo bukanlah hal baru. Pada tahun 2024 lalu, kondisi serupa juga terjadi, khususnya pada bulan Agustus. Hal ini menunjukkan bahwa masalah ini sudah berulang kali muncul dan belum mendapat solusi permanen.

Anggota DPRD Nusa Tenggara Timur (NTT), Rusding, menyoroti pentingnya adanya tindakan cepat dari Pertamina untuk mengatasi masalah ini.

Menurutnya, Labuan Bajo sebagai destinasi wisata super prioritas membutuhkan infrastruktur pendukung yang memadai, termasuk depot atau terminal bahan bakar minyak (TBBM).

“Harapan kita ke depan, Pertamina perlu membuka depot di Labuan Bajo untuk menjawab persoalan kelangkaan BBM yang sering terjadi,” ujar Rusding saat dikonfirmasi.

Ia menekankan bahwa keberadaan depot akan membantu meningkatkan stabilitas pasokan BBM dan mengurangi risiko gangguan pada sektor pariwisata.

Rusding juga menilai bahwa Pertamina perlu menunjukkan political will atau kemauan politik untuk membangun infrastruktur tersebut. Ia menilai bahwa Labuan Bajo berkembang pesat dari waktu ke waktu, sehingga kebutuhan akan BBM semakin meningkat.

“Ini perlu dijawab dengan cepat. Kelangkaan BBM bisa melumpuhkan ekonomi terutama sektor pariwisata kita. Perlu ada solusi cepat dan tepat dari Pertamina,” tambahnya.

Sementara itu, Ahyar Abadi, Ketua Umum Asosiasi Kapal Wisata (Askawi) Labuan Bajo, menyampaikan bahwa kelangkaan BBM terjadi sejak sekitar 10 hari lalu. Ia mengungkapkan bahwa banyak kapal wisata tidak dapat berlayar ke Taman Nasional Komodo karena tidak memiliki cukup bahan bakar.

“Banyak tamu yang batal trip. Padahal mereka sudah jauh-jauh hari memilih Labuan Bajo sebagai destinasi liburan mereka. Sampai di Labuan Bajo batal trip karena keterbatasan BBM,” ujar Ahyar.

Kondisi ini menunjukkan bahwa masalah kelangkaan BBM tidak hanya menjadi isu teknis, tetapi juga berdampak signifikan pada citra dan daya saing Labuan Bajo sebagai destinasi wisata. Diperlukan koordinasi antara pemerintah, Pertamina, dan pelaku usaha untuk mencari solusi jangka panjang.

Beberapa langkah yang bisa diambil antara lain:

  • Membangun depot atau TBBM di Labuan Bajo.
  • Memperkuat sistem distribusi BBM agar lebih efisien.
  • Melakukan koordinasi antara pihak swasta dan pemerintah daerah.
  • Meningkatkan transparansi dan monitoring pasokan BBM secara berkala.

Dengan tindakan yang tepat, Labuan Bajo dapat tetap menjadi destinasi wisata unggulan yang mampu menarik minat wisatawan dari berbagai belahan dunia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *