Mengenali dan Mengelola Beban Mental di Rumah Tangga
JAKARTA – Apakah kamu pernah merasa lelah meskipun tidak melakukan aktivitas fisik yang berat? Bisa jadi itu disebabkan oleh beban mental yang sering kali terabaikan.
Beban ini melibatkan berbagai tugas yang tidak terlihat, seperti mengingat jadwal anak, menyiapkan kebutuhan keluarga, hingga mengatur rencana keuangan. Semua hal tersebut membuat otakmu seolah tidak pernah berhenti bekerja, bahkan saat tubuh sedang istirahat.
Beban mental ini sering dialami oleh perempuan, meskipun tidak menutup kemungkinan juga dirasakan oleh pasangan. Dalam studi yang diterbitkan dalam Journal of Family Issues (2019), beban ini muncul karena ketidakseimbangan dalam pembagian peran.
Hal ini membuat salah satu pihak merasa harus selalu mengatur segalanya. Namun, ada cara untuk mengurangi beban ini tanpa merasa sendirian.
Langkah-Langkah untuk Mengurangi Beban Mental
1. Sadari dan Akui Beban yang Kamu Rasakan
Langkah pertama dalam mengurangi beban mental adalah dengan mengakui adanya beban tersebut. Jangan meremehkan perasaan lelahmu.
Studi dari American Psychological Association (2020) menunjukkan bahwa pengakuan terhadap emosi merupakan kunci untuk mengurangi stres. Kamu berhak merasa lelah, dan perasaan tersebut valid.
2. Komunikasikan dengan Pasangan Tanpa Menyalahkan
Banyak pasangan tidak menyadari betapa beratnya beban mental yang kamu tanggung. Cobalah membicarakan hal ini dengan tenang. Gunakan kalimat seperti “aku merasa” daripada “kamu selalu”.
Dengan begitu, pasangan akan lebih mudah menerima tanpa merasa defensif. Penelitian dari Journal of Marriage and Family (2018) menunjukkan bahwa komunikasi terbuka sangat efektif dalam mengurangi konflik.
3. Buat Daftar Tugas yang Bisa Dibagi
Alih-alih menyimpan semua tugas di kepala, buat daftar tugas rumah tangga dan bagilah bersama pasangan. Dengan cara ini, kamu tidak hanya membagi pekerjaan, tapi juga beban mental.
Menurut riset dari Work, Employment and Society (2021), daftar tugas yang jelas dapat mengurangi rasa terbebani dan meningkatkan kerja sama dalam rumah tangga.
4. Latih Melepaskan Kontrol yang Berlebihan
Kamu tidak perlu memastikan semuanya berjalan sempurna. Percayalah bahwa pasangan juga mampu mengurus sesuatu, meski caranya berbeda denganmu.
Studi dari Personality and Social Psychology Review (2020) menunjukkan bahwa fleksibilitas dalam berbagi tanggung jawab membuat hubungan lebih sehat. Dengan melonggarkan standar sedikit, kamu memberi ruang untuk bernafas.
5. Sisihkan Waktu untuk Merawat Diri
Jangan biarkan dirimu hanya menjadi “manajer rumah tangga” tanpa jeda. Luangkan waktu untuk kegiatan yang menyenangkan, seperti membaca, olahraga, atau sekadar minum teh hangat tanpa gangguan.
Perawatan diri terbukti meningkatkan ketahanan mental, sebagaimana dibahas dalam Journal of Health Psychology (2017). Ingat, merawat dirimu sama pentingnya dengan merawat keluarga.
Kesimpulan
Mengurangi beban mental di rumah tangga bukanlah tentang menjadi lebih kuat, tetapi tentang berbagi beban dan mengatur energi dengan bijak. Kamu tidak harus melakukannya sendirian.
Dengan kesadaran, komunikasi, dan perawatan diri, rumah tanggamu bisa menjadi ruang yang lebih harmonis, bukan hanya untuk keluargamu, tapi juga untuk dirimu sendiri.