Inovasi Kendaraan Listrik dari Mahasiswa UBT
TARAKAN – Di tengah semangat inovasi yang berkembang pesat, ajang Borneo National Business Plan A Competition 2025 di Universitas Borneo Tarakan (UBT), Kalimantan Utara, menjadi ajang yang menarik perhatian banyak pihak.
Salah satu karya yang mencuri perhatian adalah Beatrix, sebuah kendaraan listrik yang dirancang oleh mahasiswa jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik UBT.
Beatrix merupakan hasil modifikasi dari sepeda motor Honda Beat karbu 110 cc menjadi electric vehicle dengan daya 2 kW. Dalam proses pembuatannya, digunakan baterai pack rakitan berjenis lithium-ion dengan kapasitas 72 V 20 Ah, motor listrik BLDC 2 kW, dan controller juken 10 BRT. Selain itu, juga dilengkapi dengan transmisi gear set pulley untuk meningkatkan efisiensi penggunaan energi.
Reza Saputra, salah satu mahasiswa jurusan Teknik Mesin UBT, menjelaskan bahwa Beatrix adalah konversi dari motor karbu. Ia mengatakan, “Fit karbu yang lama diganti penggeraknya jadi dinamo. Jadi dia full listrik. Bisa dilihat di sini.”
Dari uji coba yang dilakukan, Beatrix mampu menempuh jarak hingga 40 km. Meskipun masih dalam tahap pengembangan, Reza menyatakan bahwa karya ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut. “Ini baru satu unit yang dibuat. Saya fokus pada pengembangannya. Nanti dari mahasiswa lain bisa melanjutkan,” katanya.
Biaya produksi satu unit Beatrix mencapai sekitar Rp25 juta. Komponen terbesar yang memengaruhi biaya adalah baterai, dinamo, dan controller. “Kecepatannya bisa mencapai 60 kilometer per jam. Lebih efisien dibandingkan motor bensin, terutama karena harga bensin yang cukup tinggi,” tambah Reza.
Ketua Panitia Kegiatan, Selina Nohaini, menyampaikan bahwa acara ini tidak hanya menjadi ajang presentasi proposal, tetapi juga pameran teknologi dari berbagai fakultas. Termasuk karya dari Fakultas Ekonomi, Perikanan, dan Pertanian. “Hari ini masing-masing fakultas memamerkan karyanya. Kurang lebih ada tujuh fakultas yang membuat pameran. Ini karya mereka sendiri dan ada hasil dari lab mereka juga,” jelasnya.
Selina juga menyebutkan bahwa ajang ini merupakan kolaborasi pertama antara UKM RPI dan UKM Start up. Peserta yang hadir berasal dari berbagai universitas seperti UNPAD, Universitas Politeknik Biskal, Unikaltar, Pajajaran, Universitas Tidhar, dan Universitas Tarakan. “Finalis proposal berasal dari luar daerah,” tambahnya.
Karya Mahasiswa yang Menjadi Inspirasi
Beatrix tidak hanya menjadi bukti kemampuan mahasiswa dalam bidang teknik, tetapi juga menunjukkan komitmen mereka dalam menghadirkan solusi yang ramah lingkungan. Dengan menggunakan energi listrik, Beatrix memberikan alternatif transportasi yang lebih hemat dan ramah lingkungan.
Pengembangan Beatrix juga menunjukkan potensi besar dalam dunia pendidikan tinggi. Dengan adanya inovasi seperti ini, diharapkan dapat mendorong lebih banyak mahasiswa untuk terlibat dalam penelitian dan pengembangan teknologi yang berdampak positif bagi masyarakat.
Dari segi biaya, meskipun relatif tinggi, karya ini membuka peluang untuk pengembangan lebih lanjut. Dengan dukungan dari institusi dan masyarakat, karya-karya seperti Beatrix dapat menjadi bagian dari solusi transportasi masa depan yang lebih berkelanjutan.












