Perbandingan Bata Merah, Bata Ringan, dan Batako dalam Pembangunan Rumah
JAKARTA – Bata merah, bata ringan, dan batako merupakan tiga jenis material bangunan yang sering digunakan sebagai bahan utama pembuatan dinding rumah.
Meskipun memiliki fungsi yang sama, yaitu sebagai penyusun struktur dinding, ketiganya memiliki karakteristik, kekuatan, daya tahan, serta keunggulan dan kekurangan masing-masing.
Oleh karena itu, pemilihan material yang tepat sangat penting untuk memastikan kualitas dan efisiensi konstruksi.
Sesuaikan dengan Kebutuhan Konstruksi
Dosen Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret (UNS), Edy Purwanto, menjelaskan bahwa pemilihan jenis bata sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan konstruksi bangunan.
Ia menyarankan menggunakan bata ringan atau batu bata untuk bahan penyekat atau dinding. Jika menggunakan batako, beban konstruksinya akan lebih berat.
Menurut Edy, saat ini bata ringan lebih direkomendasikan karena lebih ramah lingkungan dan memiliki bobot yang jauh lebih ringan. Berat bata ringan sekitar 600 kg/m³, sedangkan pasangan batu bata bisa mencapai 1.700 kg/m³.
Karena itu, untuk konstruksi tahan gempa, bata ringan lebih unggul. Namun, dari sisi harga, bata ringan memang relatif lebih mahal.
Meski demikian, pemasangannya lebih cepat dan menghasilkan limbah konstruksi yang lebih sedikit dibanding bata merah. Selain itu, karena ukurannya lebih besar (20 cm x 60 cm), proses pemasangan bata ringan jauh lebih efisien dan hasilnya lebih rapi.
Kelebihan dan Kekurangan Bata Merah
Bata merah merupakan salah satu unsur bangunan yang digunakan untuk membuat konstruksi dinding. Material ini terbuat dari tanah liat, dengan atau tanpa campuran bahan lain, kemudian dibakar pada suhu tinggi hingga mengeras dan tidak mudah hancur meski direndam dalam air.
Kelebihan bata merah:
– Tidak memerlukan keahlian khusus untuk pemasangan.
– Ukurannya kecil, sehingga memudahkan proses pengangkutan.
– Mudah dibentuk untuk bidang kecil.
– Harganya relatif murah.
– Mudah ditemukan di pasaran.
– Tidak memerlukan jenis perekat khusus.
– Tahan panas, sehingga dapat memberikan perlindungan terhadap api.
Kekurangan bata merah:
– Sulit menghasilkan pasangan bata yang benar-benar rapi.
– Menyerap panas pada musim panas dan dingin pada musim hujan, sehingga suhu ruangan cenderung tidak stabil.
– Lebih boros dalam penggunaan material perekat.
– Kualitas dan ukuran yang tidak seragam membuat sisa material (waste) lebih banyak.
– Karena sulit dibuat rapi, dibutuhkan plesteran yang cukup tebal agar permukaan dinding rata.
– Waktu pemasangan lebih lama dibandingkan bahan dinding lainnya.
– Bobotnya berat, sehingga menambah beban pada struktur bangunan.
Kelebihan dan Kekurangan Bata Ringan
Bata ringan memiliki karakteristik ringan, halus, dan tingkat kerataan yang baik, dengan ukuran sekitar 60 cm x 20 cm x 12 cm.
Kelebihan bata ringan:
– Ukuran dan kualitas seragam, sehingga menghasilkan dinding yang lebih rapi.
– Tidak memerlukan siar yang tebal, sehingga menghemat perekat.
– Lebih ringan dibanding bata merah, sehingga memperkecil beban struktur.
– Pengangkutannya lebih mudah.
– Proses pemasangannya lebih cepat dibanding bata biasa.
– Tidak membutuhkan plesteran tebal (umumnya cukup 2,5 cm).
– Kedap air, sehingga kecil kemungkinan terjadi rembesan.
– Memiliki kekedapan suara yang baik.
– Kuat tekan tinggi.
– Tahan terhadap gempa bumi.
Kekurangan bata ringan:
– Membutuhkan perekat khusus, biasanya berupa semen instan.
– Pemasangannya memerlukan keahlian khusus agar hasilnya optimal.
– Jika terkena air, waktu pengeringannya lebih lama dibanding bata merah.
– Harganya relatif lebih mahal.
– Ketersediaannya terbatas, umumnya hanya dijual di toko material besar.
– Penjualannya biasanya dalam volume besar (per m3).
Kelebihan dan Kekurangan Batako
Batako merupakan unsur bangunan berbentuk bata yang terbuat dari campuran semen portland, air, dan agregat, yang digunakan untuk pasangan dinding. Batako atau bata beton dibedakan menjadi dua jenis, yaitu bata beton pejal dan bata beton berlubang.
Kelebihan batako:
– Untuk setiap meter persegi dinding, jumlah batako yang dibutuhkan lebih sedikit dibanding batu bata.
– Proses pembuatannya mudah dan ukuran bisa dibuat seragam.
– Ukurannya besar, sehingga waktu dan biaya pemasangan lebih hemat.
– Khusus jenis yang berlubang, dapat berfungsi sebagai isolasi udara.
– Jika pekerjaan rapi, batako tidak perlu diplester.
– Mudah dipotong untuk sambungan tertentu.
– Tidak perlu direndam air sebelum digunakan.
– Kedap air, sehingga kecil kemungkinan terjadi rembesan.
– Proses pemasangannya lebih cepat.
– Penggunaan rangka beton pengaku bisa lebih luas (9–12 m2).
Kekurangan batako:
– Mudah timbul retak rambut pada dinding.
– Mudah dilubangi atau pecah karena terdapat rongga di bagian dalam.
– Kurang baik untuk insulasi panas dan suara.
Kesimpulan
Menurut Edy, setiap jenis bahan bangunan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Batako merupakan material penutup dinding yang paling ringan dan ekonomis dari segi biaya, namun memiliki kelemahan dalam hal peredaman suara.
Sementara itu, batu bata konvensional memiliki bobot yang cukup berat, sehingga secara tidak langsung dapat memengaruhi load factor atau beban struktur bangunan.
Adapun bata ringan memiliki beberapa keunggulan, seperti hasil pekerjaan yang lebih rapi dan presisi, serta tidak membutuhkan banyak mortar untuk perekatnya. Namun, harga bata ringan relatif lebih mahal dibandingkan batako maupun batu bata biasa.






