Petani tambak di pesisir Kabupaten Brebes tak henti-hentinya menanggung kerugian akibat sumber pangannya tergerus abrasi. Gelombang pasang air laut dan abrasi yang terus mengikis garis pantai seolah menjadi alarm untuk bersiap menanggung kerugian.
NESTAPA dirasakan para petani tambak di wilayah pesisir Kabupaten Brebes selama bertahun-tahun karena abrasi. Mereka mesti menanggung rugi mencapai miliaran rupiah.
Para petani hanya bisa pasrah tambak miliknya tergerus abrasi dan banjir rob lantaran tak ada solusi. Selain menderita akibat kerugian ratusan miliar, mereka juga pasih dipungut pajak bumi dan bangunan (PBB).
Sedikitnya, 4.405 hektare tambak budidaya ikan bandeng milik warga di 14 desa yang berada di lima kecamatan wilayah pesisir rusak akibat abrasi dan banjir rob.
Lima kecamatan itu di antaranya, Kecamatan Losari 1.080 hektare tersebar di lima desa, Tanjung 475 hektare tersebar di dua desa, Bulakamba 550 hektare tersebar di dua desa, Wanasari 750 hektare di satu desa, dan Kecamatan Brebes 1.550 hektare tersebar di empat desa.
Petani tambak di Desa Limbangan Kecamatan Losari Kabupaten Brebes, Nuridin (55) mengaku tambak produktif seluas 8 hektar miliknya kerap terendam banjir rob.
Ia pun sering mengalami kerugian saat melakukan budidaya namun tambak miliknya terendam banjir. Selain kerugian produksi, ia mengaku juga tetap membayar pajak (PBB) ke pemerintah.
“Sering terendam banjir rob, produksi juga turun drastis. Kalau pajak ya kita tetap bayar,” katanya, Selasa 12 Agustus 2025.