PANI Revisi Harga Rights Issue, Apakah Sahamnya Masih Menarik?

Perubahan Harga Right Issue dan Prospek Investasi Saham PANI

JAKARTA – PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) telah melakukan revisi terhadap harga penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau right issue.

Sebelumnya, harga yang ditetapkan adalah Rp 15.000 per saham, namun kini direvisi menjadi Rp 12.975 per saham. Meskipun demikian, beberapa analis tetap melihat potensi investasi jangka panjang pada saham PANI.

Menurut Muhammad Wafi, Head of Research Korea Investment and Sekuritas Indonesia, prospek perusahaan masih positif selama eksekusi proyek PIK 2 berjalan sesuai rencana.

Ia menilai bahwa jika perseroan mampu menjaga kestabilan dalam proses pengembangan proyek dan meningkatkan penjualan sebelum peluncuran, saham PANI tetap menarik untuk diperhatikan.

Wafi juga menyebutkan bahwa meski harga saham saat ini memiliki risiko yang lebih tinggi dibanding sebelumnya, potensi return-nya masih bisa diharapkan. Namun, ia mengingatkan bahwa kondisi pasar saat ini membuat risk-reward tidak sekuat sebelumnya.

Pada penutupan perdagangan terakhir, harga saham PANI naik sebesar 1,48% atau 200 poin, mencapai level 13.675. Sepanjang tahun berjalan (year to date), harga saham PANI mengalami fluktuasi yang cukup besar dan telah terkoreksi sebesar 14,53%.

Sementara itu, Herditya Wicaksana, Head of Research MNC Sekuritas, memberikan target harga saham PANI dalam jangka pendek. Menurutnya, harga saham akan bergerak menuju level 14.000 hingga 14.600.

Sebelumnya, PANI merencanakan penambahan modal melalui aksi right issue dengan target dana sebesar Rp 15,73 triliun. Angka ini lebih rendah dari proyeksi awal sebesar Rp 16,73 triliun. Revisi ini juga berdampak pada harga pelaksanaan right issue, yang sebelumnya Rp 15.000 per saham, kini menjadi Rp 12.975 per saham.

Proses right issue sempat tertunda karena belum mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dalam penyertaan modal ini, PANI menawarkan maksimal 1,21 miliar saham baru bernilai nominal Rp 100 per saham dalam PMHMETD III, yang setara dengan 6,69% dari total saham setelah Penawaran Umum Terbatas.

Pemegang saham yang tercatat pada 10 Desember 2025 pukul 16.00 WIB dan memiliki minimal 50.831 saham berhak memperoleh 3.646 HMETD. Setiap HMETD memberikan hak untuk membeli satu saham baru. Sesuai POJK 32/2015, aksi korporasi ini telah disetujui pemegang saham melalui RUPSLB pada 9 Oktober 2025.

Pemegang saham utama, PT Multi Artha Pratama (MAP), yang menguasai 87,78% saham, memiliki hak atas 1.064.368.682 HMETD. Dalam surat tertanggal 26 November 2025, MAP menyatakan komitmen untuk mengeksekusi 385.356.454 HMETD atau 36,21% dari total haknya, dengan nilai pemesanan sebesar Rp 4,99 triliun.

Jika ada sisa saham baru yang tidak dibeli oleh pemegang HMETD, alokasi akan diberikan kepada pemegang saham lain yang melakukan pemesanan lebih dari haknya, termasuk MAP. Dalam surat pernyataan yang sama, MAP menyatakan siap memesan tambahan 450.327.553 saham, yaitu 42,31% dari total HMETD miliknya senilai Rp 5,84 triliun.

Apabila masih tersisa saham, pembeli siaga akan menyerap sisa tersebut sebanyak 228.684.675 saham dengan harga pelaksanaan. Sisa saham tersebut akan dibeli oleh PT BCA Sekuritas sebanyak 151,61 juta saham dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk sebanyak 77,07 juta saham, sesuai perjanjian pembelian sisa saham.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *