Ramalan Primbon Jawa untuk Kelahiran 21 Oktober 2000
JAKARTA – Primbon Jawa adalah salah satu warisan budaya yang kaya akan makna dan nilai-nilai kehidupan. Dalam tradisi masyarakat Jawa, primbon digunakan sebagai panduan dalam memahami berbagai aspek kehidupan, termasuk watak seseorang, hubungan sosial, rezeki, jodoh, serta kecocokan dalam pekerjaan.
Meski tergolong ramalan, primbon tetap dianggap penting oleh banyak orang karena mengandung petunjuk dan pelajaran hidup yang berasal dari perhitungan alam semesta.
Bagi seseorang yang lahir pada tanggal 21 Oktober 2000, primbon Jawa memberikan informasi tentang karakteristik dan nasib yang bisa menjadi referensi tambahan dalam memahami diri sendiri.
Perhitungan primbon menggunakan dua sistem utama, yaitu weton dan wuku. Kedua sistem ini saling melengkapi dalam memberikan gambaran menyeluruh tentang seseorang.
Weton: Tanggal Lahir dan Sifat yang Terkait
Tanggal lahir 21 Oktober 2000 jatuh pada hari Sabtu Saniscara dalam kalender Masehi. Dalam kalender Jawa, tanggal tersebut berada pada hari Setu Kliwon, tanggal 22 Rejeb tahun 1933. Sementara itu, dalam kalender Hijriah, tanggal tersebut merupakan 22 Rajab tahun 1421.
Dari segi weton, setiap hari memiliki makna tersendiri. Untuk hari Setu Kliwon, sifat-sifat yang terkait antara lain:
-
Dina (Hari): Setu
Orang yang lahir pada hari Setu cenderung membuat orang sekitarnya merasa senang. Namun, sifatnya sulit ditebak dan penuh misteri.
-
Pasaran (Jenis Pasaran): Kliwon
Sifatnya yang pandai bicara dan bergaul, serta periang, menjadikannya mudah beradaptasi dengan lingkungan. Ia juga ambisius dan urakan, namun kurang bisa membalas budi. Meskipun begitu, ia setia pada janji dan ceroboh dalam memilih makanan. Selain itu, ia sering mendapatkan perlindungan dan doa dari orang-orang di sekitarnya.
-
Haståwårå/Padewan: Brama
Cenderung tidak sabar dan emosional.
-
Sadwårå: Paningron
Sifatnya seperti ikan yang mudah tertipu.
-
Sångåwårå/Padangon: Dangu
Seperti batu, pendiam dan kurang memiliki wawasan. Ia juga keras hati.
-
Saptåwårå/Pancasuda: Tunggak Semi
Rezekinya selalu ada, meskipun terkadang habis, tapi akan kembali datang.
-
Rakam: Sanggar Waringin
Memiliki hati yang tenang dan suka memberi perlindungan kepada orang lain.
-
Paarasan: Lakuning Bumi
Melindungi, mengasuh, sabar, dan suka mengalah.
Wuku: Makna dan Petunjuk Hidup
Selain weton, primbon juga menggunakan perhitungan wuku. Untuk tanggal 21 Oktober 2000, wuku yang terkait adalah Wuye. Wuku ini memiliki arti dan makna yang khusus dalam primbon Jawa.
-
Dewa Bumi: Bethara Kuwera
Menunjukkan bahwa seseorang yang lahir pada wuku ini memiliki sifat yang kuat dan tangguh.
-
Pohon: Tal
Menggambarkan bahwa orang ini memiliki umur yang panjang.
-
Burung: Gogik
Menunjukkan besar ambisi dan hati yang kaku.
-
Menyandang keris
Menggambarkan intuisi yang tajam dan kemampuan untuk mengambil keputusan cepat.
-
Gedhong terbuka pintunya
Memberikan gambaran bahwa orang ini dermawan dan ikhlas.
-
Kaki berendam di air
Menggambarkan bahwa ia memiliki pandangan tajam terhadap kebaikan dan mudah tersinggung.
-
Aral: Sanjabaya
Bahaya yang muncul ketika berkunjung ke kerabat.
-
Sedekah/Sesaji: Jajan pasar lengkap dan juadah dari membeli senilai “satak sawe”
Harus dibeli madu terlebih dahulu sebelum melakukan sesaji.
-
Do’a: Tulak Bilahi
Doa yang biasanya dipanjatkan untuk memohon perlindungan.
-
KalaJaya Bumi: Ada di barat menghadap ke timur
Saat wuku berjalan selama 7 hari, sebaiknya hindari bepergian ke arah barat.
-
Wuye: Baik untuk menangkap burung, menanam, menjalin persaudaraan, dan mencari rejeki. Namun, tidak baik untuk bepergian jauh atau menipu.
Kesimpulan
Primbon Jawa memberikan wawasan mendalam tentang seseorang berdasarkan tanggal kelahiran. Bagi yang lahir pada 21 Oktober 2000, primbon menggambarkan sifat yang kompleks dan unik.
Meskipun ramalan ini tidak mutlak benar, ia dapat menjadi referensi tambahan untuk memahami diri sendiri dan menghadapi kehidupan dengan lebih bijak. Semoga informasi ini membantu Anda lebih memahami karakter dan nasib yang telah ditentukan oleh perhitungan tradisional Jawa.











