Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pengolahan Karet Alami di Indonesia
JEMBER – PT Perkebunan Nusantara I (PTPN I) kini memasuki era baru dalam pengolahan karet alami dengan menerapkan teknologi kecerdasan buatan (AI).
Proses ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan produksi di pabrik-pabrik yang berada di bawah naungan perusahaan. Salah satu pilot project yang telah dijalankan adalah di Kebun Glantangan Jember, Jawa Timur, yang termasuk dalam Regional 5.
Penggunaan AI dalam pengolahan karet bertujuan untuk memastikan bahwa proses produksi berjalan secara optimal dan aman. Salah satu bentuk implementasi teknologi ini adalah penggunaan CCTV berbasis AI yang dapat mengidentifikasi potensi risiko atau gangguan selama proses produksi. Hal ini memberikan manfaat signifikan dalam meminimalkan kerugian akibat kesalahan atau kecurangan.
PTPN I tetap menjadi salah satu pemain utama dalam bisnis karet di Indonesia. Meskipun demikian, kontribusi produksi karet dari perusahaan ini masih tergolong kecil, hanya sekitar 2-3 persen dari total produksi nasional. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan produksi melalui perluasan areal tanaman karet.
Pada tahun 2024, produksi karet dari unit-unit perkebunan PTPN I mencapai sekitar 70.000 ton. Tahun 2025 diharapkan bisa meningkat menjadi 75.000 ton dari kebun sendiri, ditambah sekitar 30.000 ton dari kebun rakyat, sehingga totalnya mencapai 115.000 ton. Dengan jumlah tersebut, PTPN I berupaya memperkuat posisinya sebagai salah satu produsen karet alami terbesar di Indonesia.
Areal komoditas karet yang dikelola oleh PTPN I mencapai hampir 60.000 hektar. Selain fokus pada produksi, perusahaan juga menjaga kualitas mutu karet yang dihasilkan. Produk ini telah mendapatkan sertifikasi resmi dari lembaga Eropa, sehingga memungkinkan pemasaran karet ke pasar ekspor yang lebih luas.
Direktur Utama PTPN I, Teddy Y Danas, menyatakan optimisme terhadap perkembangan bisnis karet di masa depan. Alasannya, meskipun produksi karet dunia sedang menurun akibat konversi lahan ke sawit, permintaan akan karet alami tetap tinggi. Indonesia dan Thailand saat ini menjadi dua negara terbesar dalam produksi karet alami global.
Harga karet di pasaran dunia saat ini berkisar antara 2 hingga 3 dolar AS per kilogram (RSS I). Dengan nilai tukar dolar AS yang sekarang mencapai Rp 16.500 per kg, bisnis karet di Indonesia tetap menguntungkan.
Bahkan, meskipun harga karet dulu mencapai 3 dolar AS per kg, nilai tukarnya saat itu hanya sekitar Rp 8.000-10.000 per kg. Saat ini, dengan harga 2 dolar AS dan nilai tukar yang lebih baik, keuntungan yang diperoleh jauh lebih besar.
Strategi PTPN I dalam Meningkatkan Produksi Karet
Untuk mencapai target produksi yang lebih besar, PTPN I merancang beberapa strategi:
- Perluasan Areal Tanaman: Memperluas areal tanaman karet untuk meningkatkan kapasitas produksi.
- Kolaborasi dengan Petani Lokal: Mengajak petani lokal untuk berpartisipasi dalam produksi karet, sehingga meningkatkan volume produksi secara bersamaan.
- Peningkatan Mutu: Terus memperbaiki kualitas karet agar sesuai standar internasional dan meningkatkan daya saing di pasar global.
- Penggunaan Teknologi: Memaksimalkan penggunaan teknologi seperti AI untuk memastikan proses produksi efisien dan aman.
Dengan strategi-strategi tersebut, PTPN I yakin dapat memperkuat posisinya sebagai salah satu pelaku utama dalam industri karet alami di Indonesia. Di tengah tantangan produksi yang semakin berkurang di dunia, perusahaan ini berkomitmen untuk tetap menjadi penyokong utama kebutuhan karet alami global.












