Ratusan Siswa Terkena Keracunan Setelah Konsumsi Makanan Gratis di Sekolah
PALU – Sebanyak puluhan siswa yang terkena keracunan setelah mengonsumsi makanan bergizi gratis (MBG) di tiga sekolah di Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku, telah dipulangkan setelah menjalani perawatan medis.
Kejadian ini terjadi pada Senin (20/10/2025), setelah ratusan siswa mengalami gejala mual dan muntah serta diare dan pusing kepala. Siswa-siswa tersebut diperiksa dan dirawat di dua puskesmas yaitu Puskesmas Waimital dan Puskemas Kairatu.
Meskipun sebagian besar dari mereka sudah pulih dan kembali ke rumah, masih ada beberapa siswa lainnya yang masih menjalani pengobatan. Hal ini disebabkan oleh jumlah korban yang cukup banyak, sehingga membutuhkan penanganan ekstra dari petugas kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Seram Bagian Barat, Gariman Kurniawan, mengatakan bahwa semua korban telah ditangani dengan baik. Ia menegaskan bahwa kondisi para pasien saat ini dalam keadaan aman dan terkendali.
Menurutnya, jumlah siswa yang terkena keracunan membuat petugas kesehatan harus bekerja lebih keras untuk memberikan layanan kesehatan yang optimal. Untuk menangani situasi ini, pihak Kodim 1513 Seram Bagian Barat melakukan inisiasi pembangunan tenda darurat di lokasi Puskesmas Kairatu.
Tenda tersebut dibangun karena ruangan di puskesmas tidak cukup untuk menampung seluruh korban. Para siswa yang sudah pulih dikirim ke tenda tersebut agar dapat tetap mendapatkan perawatan yang diperlukan.
Sebelumnya, lebih dari 140 siswa dari tiga sekolah yaitu SD Inpres Talaga Ratu, Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Seram Bagian Barat, dan Taman Kanak-kanak Talaga Ratu di Kecamatan Kairatu, mengalami keracunan setelah menyantap hidangan MBG. Hidangan yang disajikan meliputi nasi putih, telur, tahu, dan sayur.
Setelah mengonsumsi makanan tersebut, banyak siswa mengalami gejala seperti mual dan muntah, diare, serta pusing kepala. Beberapa dari mereka bahkan mengalami muntah darah dan mengeluarkan busa putih dari mulutnya. Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran terhadap kualitas makanan yang disajikan dalam program MBG tersebut.
Pihak dinas kesehatan berkomitmen untuk terus memantau kondisi para korban dan memastikan bahwa semua siswa mendapatkan perawatan yang memadai. Selain itu, pihak terkait juga akan melakukan investigasi terhadap penyebab keracunan tersebut untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Dalam situasi seperti ini, penting bagi lembaga pendidikan dan dinas kesehatan untuk bekerja sama dalam memastikan kualitas dan keamanan makanan yang disajikan kepada siswa. Selain itu, komunikasi yang efektif antara sekolah, dinas kesehatan, dan keluarga siswa sangat diperlukan untuk menangani situasi darurat secara cepat dan efisien.












