Tragedi Kampus Unud: Mahasiswa Tewas Jatuh dari Gedung FISIP, Dugaan Bunuh Diri Akibat Bullying

Insiden Tragis Mahasiswa Universitas Udayana yang Menimbulkan Kekhawatiran

DENPASAR – Kota Denpasar, Bali, kembali digemparkan oleh insiden tragis yang menimpa seorang mahasiswa Universitas Udayana (Unud). Korban bernama Timothy Anugerah Saputra, seorang mahasiswa semester tujuh Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), ditemukan tidak bernyawa setelah jatuh dari Gedung FISIP Unud.

Peristiwa ini memicu kekhawatiran terhadap kondisi mental dan lingkungan akademik yang dialami korban. Berdasarkan informasi awal, dugaan sementara mengarah pada tindakan bunuh diri yang dipicu oleh tekanan perundungan (bullying) yang dialaminya. Meskipun penyebab pasti masih dalam proses penyelidikan, pihak universitas telah menyatakan bahwa ada latar belakang yang perlu diperhatikan.

Kepala Unit Komunikasi Publik Unud, Dewi Pascarini, menjelaskan bahwa korban sudah mendapatkan layanan konseling psikologis sejak Sekolah Dasar, sesuai dengan keterangan dari ibunya. Hal ini menjadi salah satu indikasi bahwa Timothy mungkin mengalami tekanan berkelanjutan yang memengaruhi kesehatannya.

Dugaan Perundungan yang Menggemparkan

Dugaan bullying semakin kuat setelah beredar tangkapan layar di media sosial yang menunjukkan kata-kata ejekan terhadap korban. Bahkan, informasi yang beredar menunjukkan bahwa perundungan tersebut tidak berhenti bahkan setelah kematiannya. Kejadian ini memicu reaksi keras dari berbagai pihak, termasuk keluarga korban dan masyarakat luas.

Respons dari pihak kampus juga langsung diambil. Beberapa mahasiswa yang diduga terlibat dalam aksi perundungan telah dijatuhi sanksi oleh pihak universitas. Selain itu, FISIP Unud berkomitmen untuk memperkuat layanan konseling kesehatan mental yang sudah ada serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya dukungan psikologis bagi mahasiswa.

Upacara Adat sebagai Tindakan Simbolis

Untuk merespons situasi yang sedang berlangsung, Universitas Udayana menggelar upacara Mecaru, ritual pembersihan sesuai adat Hindu Bali, di lokasi kejadian (TKP) di gedung FISIP. Upacara ini dilakukan sebagai bentuk simbolis untuk membersihkan energi negatif yang dianggap terjadi di tempat tersebut.

Ayah Korban Berusaha Cari Kebenaran

Meski bukti digital seperti tangkapan layar grup WhatsApp yang berisi ejekan telah beredar, pihak kampus belum memberikan penjelasan resmi mengenai penyebab kematian Timothy. Hal ini membuat ayah korban, Lukas, terus berjuang mencari kebenaran.

Lukas mengaku merasa informasi yang diberikan pihak kampus masih berubah-ubah dan belum memberikan jawaban yang jelas tentang penyebab kematian putranya. Ia pun melaporkan hal ini langsung ke Polresta Denpasar, berharap dapat mendapatkan penjelasan yang lebih transparan dan lengkap.

Langkah-Langkah yang Perlu Diambil

Peristiwa ini menjadi peringatan bagi institusi pendidikan untuk lebih memperhatikan kondisi mental mahasiswa. Diperlukan langkah-langkah preventif, seperti pelatihan pengelolaan stres, program mentoring, dan sistem pelaporan bullying yang efektif. Selain itu, perlu adanya komunikasi yang lebih terbuka antara pihak kampus dan keluarga mahasiswa agar tidak terjadi kesalahpahaman atau ketidakpuasan.

Kemunculan kasus seperti ini juga mengajak masyarakat untuk lebih sadar akan dampak negatif bullying dan pentingnya dukungan emosional bagi individu yang mengalami tekanan. Dengan kolaborasi antara kampus, keluarga, dan masyarakat, diharapkan bisa mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *