Vaksin mRNA untuk Kanker: Potensi Baru dalam Pengobatan
JAKARTA – Vaksin berbasis mRNA, yang awalnya dikembangkan untuk melawan virus SARS-CoV-2, kini menunjukkan potensi luar biasa dalam pengobatan kanker. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa vaksin ini mampu memicu respons imun yang kuat, bahkan membantu menghancurkan sel-sel kanker. Dalam beberapa kasus, efek ini bisa meningkatkan harapan hidup pasien secara signifikan.
Mekanisme Kerja Vaksin mRNA pada Kanker
Para peneliti dari University of Texas MD Anderson Cancer Center dan University of Florida melakukan studi yang mengejutkan. Saat mengembangkan vaksin mRNA untuk pasien dengan tumor otak pada tahun 2016, mereka menemukan bahwa vaksin tersebut dapat melatih sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan membunuh sel kanker. Hal ini memberi harapan baru bagi pengobatan kanker.
Dalam studi tersebut, tim peneliti juga mengamati hasil klinis lebih dari 1.000 pasien melanoma stadium lanjut dan kanker paru-paru yang diobati dengan inhibitor titik pemeriksaan imun.
Inhibitor ini adalah jenis obat imunoterapi yang bekerja dengan melepaskan “rem” pada sistem kekebalan tubuh, sehingga sel imun dapat menyerang dan membunuh sel kanker. Terapi ini dilakukan dengan memblokir protein yang diproduksi oleh sel tumor untuk mematikan sel imun.
Peningkatan Harapan Hidup Pasien
Temuan menunjukkan bahwa pasien kanker yang menerima vaksin mRNA seperti Pfizer atau Moderna memiliki peluang harapan hidup dua kali lipat atau lebih setelah tiga tahun sejak mulai menjalani imunoterapi.
Bahkan, pasien yang tidak merespons baik terhadap imunoterapi juga mengalami peningkatan harapan hidup hingga tiga kali lipat. Ini menunjukkan bahwa vaksin mRNA mungkin menjadi tambahan penting dalam pengobatan kanker.
Bagaimana Vaksin mRNA Bekerja?
Menurut para peneliti, vaksin mRNA bertindak seperti alarm yang memicu sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan membunuh sel tumor. Selain itu, vaksin ini juga membantu melawan kemampuan kanker untuk mematikan sel imun. Ketika dikombinasikan dengan inhibitor titik pemeriksaan imun, kedua terapi ini saling melengkapi untuk memperkuat respons imun terhadap kanker.
Keunggulan Vaksin mRNA dalam Pengobatan Kanker
Imunoterapi dengan inhibitor titik pemeriksaan imun telah merevolusi pengobatan kanker. Namun, terapi ini tidak efektif pada semua pasien, terutama mereka dengan tumor “dingin” yang sulit dideteksi oleh sistem imun. Vaksin mRNA mungkin bisa menjadi solusi untuk mengubah tumor “dingin” ini menjadi “panas”, sehingga dapat dihancurkan oleh sistem imun.
Tantangan dan Peluang Masa Depan
Meski temuan ini menjanjikan, peneliti menekankan bahwa diperlukan uji klinis Fase III untuk memvalidasi efektivitas vaksin mRNA sebagai terapi kanker. Para peneliti saat ini sedang mempersiapkan uji klinis pada pasien kanker paru-paru. Pasien yang menerima inhibitor titik pemeriksaan imun akan diacak untuk menerima vaksin mRNA selama perawatan atau tidak.
Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa vaksin mRNA, yang awalnya digunakan untuk melawan virus, kini memiliki potensi besar dalam pengobatan kanker. Dengan tersedianya vaksin ini secara luas dan murah, harapan adalah bahwa intervensi ini dapat memperluas manfaat imunoterapi kepada jutaan pasien. Studi ini diterbitkan dalam Jurnal Nature dengan judul ‘SARS-CoV-2 mRNA vaccines sensitize tumours to immune checkpoint blockade.’







