“Volume air yang dapat ditampung terus berkurang akibat material sedimen yang menumpuk. Pada tahun 2009, waduk ini masih memiliki volume hingga 38 juta meter kubik,” ungkapnya.
“Akibat sedimentasi, volume air di waduk dalam kondisi normal hanya mencapai 32 juta meter kubik,” jelasnya.
Alih fungsi lahan di daerah hulu membuat sejumlah sungai yang mengalir ke Waduk Malahayu menjadi penyebab utama sedimentasi. Sehingga, alih fungsi ini mengurangi kemampuan tanaman untuk menahan tanah saat tergerus oleh air hujan.
Akibatnya tanah turun ke sungai dan menjadi sedimentasi. Selain itu, debit air dari anak sungai yang masuk ke waduk juga mengalami penurunan.
Untuk itu, guna menunjang dan menyelamatkan tanaman yang bergantung pada Waduk Malahayu, pihak BBWS Cimanuk-Cisanggarung berupaya mengelola debit air yang ada secara optimal.
“Kita atur yang sekarang kita rilis 3 meter kubik per detik, nanti kita lihat kondisi nanti bisa kurangi, dan dibagi. Sehingga harapannya pertanian tanaman padi masih bisa diselamatkan,” pungkasnya.