Meningkatkan Ketersediaan Bahan Pokok dengan Kemitraan dan Konektivitas
BATAM – Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, menyampaikan perhatian terhadap keluhan para pedagang mengenai tingginya biaya transportasi yang berdampak pada kenaikan harga sembako di pasar. Menurutnya, untuk menekan biaya transportasi atau kargo, pedagang kecil sebaiknya membentuk kemitraan dengan distributor besar.
“Pedagang kecil sebaiknya membentuk kelompok kerja sama dengan distributor agar bisa mendatangkan barang dalam jumlah besar. Nanti bisa disalurkan ke pedagang eceran di pasar. Dengan begitu, biaya ongkos kirim akan lebih murah,” jelasnya.
Amsakar juga menyoroti data kependudukan yang menunjukkan bahwa jumlah penduduk Batam mencapai 1,3 juta jiwa. Hal ini berarti kebutuhan bahan pokok sangat tinggi. Jika distributor mampu mendatangkan barang dalam jumlah besar, maka harga bisa ditekan. Apalagi menjelang Natal dan Tahun Baru, stabilnya harga akan membuat masyarakat merasa lebih tenang.
Pentingnya Kemitraan dalam Pasokan Bahan Pokok
Ia menekankan pentingnya kemitraan antara pengecer, pedagang besar, dan distributor. Menurutnya, kemitraan ini sangat penting untuk menjaga harga tetap normal dan pasokan stabil di tengah meningkatnya permintaan menjelang akhir tahun.
“Kita ingin masyarakat Batam bisa menikmati Natal dan Tahun Baru dengan tenang, tanpa terbebani oleh harga sembako yang melonjak,” ujar Wali Kota Batam itu.
Amsakar juga menepis kekhawatiran tentang potensi kelangkaan bahan pokok di Batam. Ia menegaskan bahwa dengan konektivitas yang kuat, pasokan bisa datang dari berbagai daerah kapan pun dibutuhkan. Posisi strategis Batam yang terkoneksi dengan hampir seluruh daerah di Indonesia menjadi keunggulan besar dalam menjaga stabilitas pasokan bahan pokok.
Konektivitas yang Memudahkan Arus Barang dan Jasa
Menurut Amsakar, konektivitas Batam yang terhubung dengan daerah lain di Indonesia baik melalui jalur laut maupun udara membuat arus barang dan jasa berjalan lancar.
“Kalau kata kunci sektor perdagangan dan jasa ini pada lalu lintas orang dan barang, maka Batam ini sudah sangat terkoneksi ke seluruh daerah di Indonesia. Ada yang direct, ada juga yang indirect, tapi semuanya tersambung,” katanya.
Ia memberikan contoh konektivitas jalur laut dari Kijang ke Batam, lanjut ke Sumatera Utara, hingga Tanjung Priok di Jakarta yang bisa diteruskan ke wilayah Sulawesi. Sementara jalur udara dari Batam juga terhubung langsung ke kota-kota besar seperti Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, hingga Makassar dan Papua.
Mengoptimalkan Pengiriman untuk Biaya Lebih Murah
Amsakar mencontohkan komoditas cabai merah yang sebagian besar dipasok dari Lombok. Meski menempuh jalur udara, harga cabai tersebut masih kompetitif karena jumlah pengiriman yang besar dan efisien.
“Cabai dari Lombok ini bahkan naik pesawat kargo. Jadi bukan soal jarak, tapi bagaimana kita mengatur pengirimannya dengan efektif,” tambahnya.
Dengan aksesibilitas yang lancar serta jumlah penduduk Batam yang besar, pelaku usaha seharusnya bisa mendatangkan kebutuhan pokok dalam jumlah besar. “Kalau didatangkan banyak, otomatis biaya transportasi jauh lebih murah,” ucap Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam itu.












