Inovasi Unik Warga Balikpapan dalam Mengelola Sampah Plastik
BALIKPAPAN – Warga Kota Balikpapan menunjukkan kepedulian yang luar biasa terhadap lingkungan melalui inovasi pengelolaan sampah. Salah satu cara unik yang mereka lakukan adalah dengan menyedekahkan sampah plastik ke Bank Sampah, bukan hanya menukarkannya dengan uang atau sembako.
Program ini tidak hanya membantu mengurangi jumlah sampah, tetapi juga membangun budaya gotong royong dan rasa peduli terhadap lingkungan.
Program Bank Sampah yang dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan memiliki tujuan untuk mengurangi sampah dari sumbernya, yaitu masyarakat sendiri.
Dengan memilah sampah di rumah, warga dapat lebih mudah memprosesnya sebelum diserahkan ke Bank Sampah. Hasil pemilahan ini bisa digunakan untuk berbagai bentuk transaksi, seperti tukar uang, sembako, atau pembayaran listrik dan lainnya.
Kepala Bidang Kebersihan DLH Balikpapan, Dody Yulianto, menjelaskan bahwa program ini dirancang agar masyarakat lebih sadar akan pentingnya pengelolaan sampah.
Ia menuturkan, jika pengurangan sampah mencapai target 50 persen, maka penanganan sampah menjadi lebih mudah, terutama dalam hal operasional dan pembiayaan.
Selain Bank Sampah, DLH Balikpapan juga menggulirkan program sedekah sampah. Di Anggaran Perubahan tahun 2025, pihak DLH akan membangun Box Sedekah Sampah plastik yang ditempatkan di seluruh Bank Sampah yang telah dibentuk.
Rencananya, ada 210 Bank Sampah yang akan dibuat oleh Camat dan Lurah, dengan dukungan fasilitasi Box Sedekah Sampah agar masyarakat bisa memilih dan menyedekahkan sampah ke lingkungan sekitar.
Dody Yulianto menambahkan bahwa warga Balikpapan memiliki keunikan dalam mengelola sampah plastik. Meskipun nilai jual sampah plastik di Bank Sampah dinilai tidak cukup untuk menutupi biaya hidup di kota tersebut, antusiasme masyarakat justru meningkat ketika sampah disedekahkan.
Contohnya, di Perumahan Kota Hijau, Perumahan Pelangi, dan Kampung Bungas, masyarakat lebih antusias menyumbangkan sampah daripada menerima uang.
Ini menunjukkan bahwa masyarakat Balikpapan lebih memilih konsep sedekah daripada transaksi uang. Bahkan anak-anak turut serta dalam proses pengumpulan sampah, seperti mengambil botol plastik di jalanan untuk dimasukkan ke dalam Box Sedekah Sampah.
Program ini dilakukan dengan koordinasi langsung dengan Bank Sampah. Jika sampah yang disedekahkan masuk ke dalam sistem Bank Sampah, maka partisipasi masyarakat akan semakin meningkat, dibandingkan harus melakukan transaksi uang yang biasanya kurang efektif.
Dengan adanya inovasi ini, warga Balikpapan tidak hanya menjaga lingkungan, tetapi juga memperkuat nilai-nilai sosial dan kebersamaan. Mereka membuktikan bahwa kepedulian terhadap lingkungan bisa diwujudkan melalui tindakan nyata, seperti sedekah sampah, yang memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat dan lingkungan sekitar.












