Ashanty Dilaporkan Mantan Karyawan Terkait Dugaan Perampasan dan Akses Ilegal
JAKARTA – Ashanty, penyanyi ternama di Indonesia, kembali menjadi sorotan setelah dilaporkan oleh mantan karyawannya, Ayu Chairun Nurisa. Laporan tersebut menuding Ashanty terlibat dalam dugaan tindakan perampasan dan akses ilegal terhadap aset milik mantan karyawan.
Dua laporan berbeda telah tercatat di Polres Jakarta Selatan dengan nomor LP/B/3442/IX/2025/SPKT/POLRES METRO JAKSEL/POLDA METRO JAYA dan LP/B/3440/IX/2025/SPKT/POLRES METRO JAKSEL/POLDA METRO JAYA.
Kuasa hukum Ayu, Stifan Heriyanto, menjelaskan bahwa kasus ini berkaitan dengan dugaan perampasan aset yang dilakukan oleh Ashanty dan rekan-rekannya.
Menurutnya, kejadian tersebut terjadi pada bulan Mei lalu di dua lokasi, yaitu kantor Lumiere di Radio Dalam dan kediaman Ayu di kawasan Cireundeu.
Ayu mengungkapkan bahwa perampasan aset tersebut terjadi setelah ia dituduh melakukan penggelapan saat masih bekerja di PT Hijau Dipta Nusantara.
Ashanty sebelumnya juga melaporkan Ayu ke Polres Tangerang Selatan atas dugaan penggelapan. Meski begitu, Ayu mengaku tetap kooperatif selama proses hukum berlangsung.
Namun, pihak Ashanty diduga melakukan tindakan perampasan sebagai bentuk jaminan dalam proses hukum yang sedang berjalan.
Menurut Ayu, perampasan tersebut terjadi di tengah malam, ketika salah satu karyawan Ashanty bernama Aris datang ke rumahnya. Dalam kejadian itu, sejumlah aset seperti handphone, laptop, dan mobil milik Ayu dirampas.
Film “Pangku” Reza Rahadian Dinobatkan di Festival Film Internasional
Film debut sutradara Reza Rahadian, Pangku, berhasil meraih empat penghargaan di Busan International Film Festival (BIFF) 2025. Penghargaan yang diraih antara lain KB Vision Audience Award, FIPRESCI Award, Bishkek International Film Festival-Central Asia Cinema Award, dan Face of the Future Award.
Reza Rahadian menyebut capaian ini sebagai hasil kolaborasi yang luar biasa dari semua pihak yang terlibat dalam pembuatan film Pangku. Ia menyebutkan nama-nama penting seperti Teo, Eros, dan Felix Nesi sebagai penulis skenario, serta para bintang seperti Fedi Nuril, Claresta Taufan, Christine Hakim, Devano, dan tim produksi lainnya.
Reza mengatakan bahwa keberhasilan film ini adalah bukti bahwa cerita yang disampaikan bisa mencapai hati penonton. Ia juga menyampaikan rasa syukurnya atas apresiasi yang diberikan oleh penonton internasional.
Rian D’Masiv Bersyukur Tak Tergiur Masuk Politik
Grup musik D’Masiv tampil dalam festival Synchronize Fest 2025, yang digelar di Jiexpo Kemayoran, Jakarta Pusat. Dalam pertunjukan tersebut, Rian D’Masiv memperkenalkan lagu-lagu nostalgia yang mereka bawakan, seperti Side by Side, Natural, dan Semakin.
Rian mengungkapkan rasa syukurnya karena D’Masiv bisa bertahan selama 20 tahun. Band yang dibentuk pada 3 Maret 2003 ini baru saja merayakan ulang tahun ke-22. Ia juga bersyukur tidak tergiur untuk masuk dunia politik meskipun banyak orang menawarkan peluang tersebut.
Artika Sari Devi Fokus Mendampingi Anak yang Mengalami Speech Delay dan Disleksia
Artika Sari Devi sempat vakum dari dunia hiburan demi fokus mendampingi putri bungsunya, Dayana Zoelie Ibrahim, yang mengalami speech delay dan disleksia.
Awalnya, Artika hanya mengetahui adanya keterlambatan bicara pada anaknya, namun setelah memeriksakan ke dokter tumbuh kembang anak, dia dianjurkan untuk memperhatikan kondisi lebih lanjut.
Artika menyadari bahwa speech delay tersebut berdampak pada kemampuan belajar Dayana. Setelah memahami kondisi anaknya, Artika dan suaminya, Baim, aktif mencari ilmu parenting berbasis neuroscience dan bergabung dengan komunitas stimulasi otak anak.
Setelah perjuangan panjang, Artika akhirnya merasa puas dengan perkembangan Dayana yang kini tumbuh mandiri dan berprestasi. Hal ini membuatnya kembali berkarier di dunia perfilman.