Kemudian terakhir, jumlah anak tidak sekolah (ATS) usia 15 tahun yang menjadi sasaran survey BPS.
“Anak-anak tidak sekolah di Brebes juga jumlahnya tinggi. Mereka yang usianya 15 tahun dihitung sebagai pengangguran oleh BPS, karena mereka tidak sekolah dan juga tidak bekerja. Padahal usia untuk bisa kerja itu 18 tahun,” ungkap Warsito.
“Di sini juga pekerja serabutan dihitung sebagai orang yang setengah pengangguran,” lanjut Warsito.
Warsito menuturkan, untuk mengurangi angka pengangguran di Brebes pihaknya sudah mendatangi sekolah-sekolah tingkat SMA dan SMK untuk penyaluran tenaga kerja di pabrik setelah mereka lulus.
Kemudian bagi lulusan sebelumya yang saat ini jadi pengangguran akan diberi pelatihan kewirausahaan.
“Di Brebes juga krisis ketenagakerjaan. Mencari tenaga kerja di Brebes susah. Kebanyakan yang menganggur laki-laki karena kebutuhan tenaga kerja perempuan. Kami menargetkan angka pengangguran tahun depan bisa turun 0,5 persen,” tandasnya.
Respon (1)
Komentar ditutup.