Kekesalan Aremania Usai Kekalahan Beruntun Arema FC
MALANG – Di Stadion Kanjuruhan, Malang, biasanya suara nyanyian khas Aremania menggema sebagai bentuk kebanggaan dan dukungan terhadap Arema FC.
Namun, dalam pertandingan pekan ke-10 Super League 2025–2026, suasana berbeda. Dukungan yang biasanya hangat justru berubah menjadi kekecewaan setelah Arema FC kalah 1-3 dari Borneo FC.
Puluhan Aremania hadir di stadion untuk menyampaikan keluhan mereka. Mereka tidak melakukan tindakan anarkis, melainkan hanya menyuarakan kekecewaan agar tim kembali menunjukkan semangatnya.
Dengan penuh semangat, mereka berteriak “Kalian singa, bukan raja singa! Malang iki! Kurangnya apa untuk suporter?”.
Melalui Presedium Arema Utas, M Ali Rifki mewakili Aremania untuk menyampaikan kekecewaannya. Ia menggunakan pengeras suara untuk menyampaikan pesan penting.
“Mengembalikan marwah Arema FC, Aremania menginginkan stadion ini penuh. Jadi kalau kalian kalah terus, makin sepi yang nonton. Semua malas datang. Masak tiga kali kalah di kandang,” ujarnya.
Aremania juga menyadari bahwa manajemen sedang berjuang keras dalam kondisi sulit. Meskipun demikian, mereka merasa para pemain belum menunjukkan semangat yang sepadan.
“Semua yang ada di sini dan di Malang ini cinta kepada Arema, tapi kalian tidak ada rasa cinta. Permainannya kaya tai tadi. Kita tahu manajemen mati-matian cari pendanaan dan kita tahu kosongnya stadion ini memengaruhi mereka,” katanya.
Ia juga menegaskan, “Kalau kalian mainnya seperti ini, kapan stadion akan penuh? Tolonglah perjuangkan nama besar Arema ini.” Menurutnya, semua yang hadir di stadion berperan tanpa imbalan apa pun karena kecintaan yang luar biasa terhadap Arema.
Luapan emosi itu bukan tanpa alasan. Arema FC telah menelan tiga kekalahan beruntun di kandang sendiri selama Super League 2025–2026. Tim kalah dari Dewa United (1-2), Persib Bandung (1-2), dan Borneo FC (1-3). Ini menjadi torehan pahit bagi klub yang dikenal memiliki kandang “angker” bagi lawan.
Namun, di tengah ketegangan tersebut, suasana berubah lebih tenang ketika pelatih Marcos Santos, pemain, dan official Arema FC mendengarkan suara Aremania. Dengan bantuan Claudio de Jesus, penerjemah tim, mereka mendengarkan satu per satu pesan yang disampaikan.
Pelatih asal Brasil itu tidak berusaha berkilah. Dengan nada tegas, ia memberi janji sederhana tapi penuh makna. “Saya berjanji dengan kalian. Apa pun yang terjadi di luar, kalian mau nonton di stadion atau tidak, tapi di pertandingan kandang selanjutnya harus menang,” katanya disambut sorakan Aremania.
Setelah itu, nyanyian khas Aremania kembali terdengar mengiringi kepergian tim meninggalkan stadion yang dikawal sejumlah petugas keamanan. Momen ini menunjukkan bahwa meskipun ada kekecewaan, semangat Aremania tetap tinggi dan percaya pada kemampuan tim untuk bangkit.











