Warga Semarang Tutup Akses Jalan Umum, Pemkot Siap Tindak Lanjuti
SEMARANG – Seorang warga di Kota Semarang, Jawa Tengah, bernama Ari nekat menutup akses Jalan Sinar Mas VII RT 12 RW 1 Kelurahan Kedungmundu, Kecamatan Tembalang.
Meskipun jalan tersebut sudah dibuka oleh pengurus RW, Satpol PP, dan polisi, Ari kembali menutupinya dengan menggunakan besi. Peristiwa ini memicu kekhawatiran dari warga sekitar yang merasa terganggu.
Pada Senin (6/10/2025), tim gabungan mencoba membongkar penutup seng yang dipasang Ari. Namun, di hari yang sama, Ari kembali menutup jalan tersebut dengan bantuan besi. Hal ini memicu respons tegas dari pihak berwenang.
Plt Kasatpol PP Kota Semarang, Marthen Stevanus Dacosta, menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan tindakan tegas terhadap kasus ini. “Rencananya akan menggunakan alat berat,” ujarnya saat dikonfirmasi pada Selasa (14/10/2025).
Alat berat tersebut akan digunakan untuk merobohkan bangunan yang digunakan Ari sebagai penutup jalan. Rencana pelaksanaannya akan dilakukan pada Kamis.
Menurut Marthen, Ari seharusnya bisa bersosialisasi dan berkomunikasi dengan baik dengan warga sekitar. Ia menilai sikap Ari terlalu arogan dan tidak menghargai hak warga lain. “Kalau gini kan yang bersangkutan terlalu arogan,” tambahnya.
Bowo, salah satu warga sekitar, mengaku merasa dirugikan akibat penutupan jalan tersebut. “Itu seharusnya jalan umum,” katanya.
Selama akses jalan ditutup, mobil sampah dan penjual air terpaksa menempuh rute yang lebih jauh untuk sampai ke tempat tinggal warga. “Jadi ya sangat mengganggu lah,” ujar Bowo.
Selain itu, warga juga sering mencium bau busuk dari rongsokan yang dikumpulkan oleh Ari. “Setiap hari itu bau sampah. Sampai kami tak berani mengadakan acara di rumah kami,” lanjut Bowo.
Ia berharap agar jalan tersebut dapat digunakan seperti semula agar warga bisa ikut memanfaatkan akses jalan tersebut.
“Itu kan ditutup, kami takutnya digunakan untuk mengumpulkan barang rongsokan,” keluhnya. Bowo juga menyebutkan bahwa Ari disebut tidak pernah membayar iuran bulanan dan jarang berinteraksi dengan warga sekitar.
Ketua RW 1 Kelurahan Kedungmundu, Heru Dianto, mengatakan bahwa selama ini Ari tidak pernah ikut dalam kegiatan warga. “Iuran bulanan tak pernah, kumpul juga tak pernah,” ujarnya.
Istrinya, yang bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara di Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang, juga jarang ikut kegiatan bersama warga sekitar. “Yang di Akpol istrinya. PNS Akpol bagian kesehatan,” tambahnya.
Ari, sebagai pengepul sampah, juga mendapatkan bagian untuk menangani sampah di Akpol Semarang. “Yang menangani sampah di Akpol itu kan dibagi petak-petak. Termasuk salah satunya Pak Ari itu menangani sampah di Akpol,” ujar Heru.
Menurutnya, selama bertahun-tahun warga tidak mempersoalkan sikap Ari yang cenderung tertutup kepada warga sekitar.
“Intinya warga itu masih ada hati lah. Kalau mereka mau diingatkan, mau diapa ya intinya tidak akan berlebihan untuk sampai kejadian kayak kemarin,” ujarnya.












