Hidup di kota metropolitan seperti DKI Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia memang penuh tantangan. Di satu sisi, banyak kemudahan karena hampir semua kebutuhan tersedia, tetapi di sisi lain juga memerlukan perjuangan penuh pengorbanan untuk memenuhi kebutuhan. Terutama mengenai biaya hidup yang cukup tinggi.
Biaya hidup mulai dari sandang, pangan dan perumahan, semuanya harus dibayar dengan harga yang tidak murah. Termasuk di dalamnya biaya transportasi yang harus dikeluarkan setiap hari oleh seseorang untuk keperluan pergi dan pulang kerja atau aktivitas lainnya.
Benar memang, moda transportasi di kota metropolitan itu cukup lengkap dan modern, mulai dari model konvensional hingga digital, dari berbahan bakar minyak sampai listrik. Hanya saja, untuk bisa menggunakannya harus mengeluarkan sejumlah uang.
Pengeluaran untuk ongkos transportasi terlihat kecil dan hampir tidak terasa, namun bila dijumlahkan akan menjadi besar. Bahkan, sebagian menyatakan ongkos transportasi mereka lebih besar dibandingkan dengan biaya kebutuhan lainnya.
Tentu, bagi sebagian orang pengeluaran biaya transportasi ini cukup memberatkan. Apalagi orang dengan penghasilan pas-pasan pasti akan menghitung secara cermat jumlah anggaran untuk transportasi yang harus dikeluarkan setiap bulannya.
Bayangkan, setiap hari seseorang harus melakukan perjalanan pulang-pergi sejauh 20-30 km menggunakan transportasi umum atau taksi online dengan biaya yang pasti tidak sedikit, tapi mereka tetap harus melakukannya demi bertahan hidup.
Nah, bagaimana cara agar bisa menghemat biaya transportasi tanpa mengorbankan waktu dan tenaga saat pergi dan pulang kerja? Lebih hemat menggunakan transportasi umum atau membawa kendaraan pribadi ke tempat kerja?
Layanan Transportasi Umum
Bagaimanapun, menekan biaya hidup masyarakat dan menjaga stabilitas ekonomi agar tidak terjadi inflasi atau lonjakan kenaikan biaya hidup adalah bagian dari tugas utama pemerintah, mulai dari tingkat pusat hingga daerah.
Bekerja, menyediakan solusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pada saat yang sama mencari jalan keluar untuk mengurangi beban hidup masyarakat seperti menurunkan harga kebutuhan pokok, memberikan subsidi BBM, atau menggratiskan pendidikan.
Termasuk di dalamnya tugas menyediakan fasilitas atau layanan transportasi umum untuk memudahkan masyarakat dalam beraktivitas. Menghubungkan seseorang dari satu tempat ke tempat lain melalui layanan transportasi umum.
Konon, selain untuk mengurangi kemacetan dan mempercepat aktivitas, penyediaan layanan transportasi umum oleh pemerintah ini juga bertujuan untuk mengurangi beban biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat kelas menengah ke bawah, dan banyak orang mengaku terbantu dengan layanan ini.
Artinya, langkah pemerintah dalam menyediakan layanan transportasi umum dengan berbagai bentuk dan mekanismenya merupakan cara yang tepat dan harus diapresiasi. Tugas selanjutnya adalah bagaimana meningkatkan layanan tersebut agar semakin memudahkan dan meringankan beban ekonomi masyarakat.
Menggunakan Kendaraan Pribadi
Meskipun sudah ada layanan transportasi umum, nyatanya masih banyak orang yang mengeluhkan tingginya pengeluaran untuk ongkos transportasi. Sebab, tidak semua orang tinggal di dekat stasiun kereta api atau terminal bus, dan begitu pula dengan tempat kerja mereka.
Akibatnya, mereka harus naik transportasi komersial (ojek online) terlebih dahulu baru melanjutkan dengan transportasi umum. Biayanya akan lebih murah, jika dibandingkan dengan menggunakan jasa transportasi online saja. Namun, tetap terhitung tinggi jika diakumulasi secara keseluruhan.
Opsi yang paling mungkin untuk menghemat biaya transportasi adalah membawa kendaraan sendiri dari rumah ke tempat kerja. Selain lebih fleksibel selama perjalanan, biayanya juga relatif lebih murah dibanding menggunakan ojek online atau naik angkutan umum.
Apalagi kendaraan roda dua, lebih hemat dari segi biaya. Karena hanya perlu mengeluarkan biaya bensin sesuai dengan jarak tempuhnya. Semakin dekat jarak dari rumah ke tempat kerja, tentu akan semakin menghemat biaya.
Memang akan ada biaya perawatan rutin, namun tidak setiap hari. Paling cepat sekali sebulan dan itu pun hanya perawatan ringan saja. Memang benar, menggunakan kendaraan pribadi berarti akan menambah kemacetan di jalan raya, tapi jika membicarakan efisiensi biaya transportasi maka membawa kendaraan pribadi adalah solusi.
Perhitungan biaya ini khusus untuk orang yang sudah memiliki kendaraan pribadi, baik motor maupun mobil. Mereka hanya perlu mengeluarkan biaya bensin setiap hari dan biaya perawatan setiap bulannya. Lalu, bagaimana dengan orang yang belum memiliki kendaraan sendiri?
Mengapa Kendaraan Pribadi Lebih Hemat?
Seorang pekerja bernama Giat melakukan perhitungan sederhana, menghitung pengeluaran biaya transportasi setiap bulannya. Jumlahnya cukup besar, Rp1.500,00 per bulan dengan biaya 50 ribu rupiah setiap hari. Naik ojek online ke stasiun, dilanjutkan kereta api lalu kembali naik ojek online lagi karena memang jauh dari fasilitas transportasi umum untuk rumah sekaligus tempat kerjanya.
Tidak menggunakan kendaraan pribadi karena memang Pak Giat tidak punya, dan selama ini merasa lebih sederhana naik kendaraan umum. Cukup naik kemudian duduk tanpa lelah mengemudi, memarkir atau mengisi bensin dan sebagainya.
Namun, setelah dihitung kembali dengan nominal hampir separuh dari gaji bulanannya baru terpikirkan untuk melakukan penghematan biaya transportasi. Pak Giat berencana mengambil kredit motor menggunakan biaya transportasi rutinnya.
Dalam perhitungan Pak Giat ternyata bisa dan bahkan lebih hemat daripada naik ojek online dan transportasi umum. Asumsi perhitungannya, 700 juta untuk membayar cicilan motor, 700 juta untuk membeli bensin dan 100 juta untuk biaya perawatan.
Memang, di awal Pak Giat membutuhkan dana cukup besar untuk uang muka motornya. Namun, hanya sekali saja dan setelahnya hanya membayar cicilan per bulan. Terlebih, setelah cicilan motornya lunas (2-3 tahun), Pak Giat bisa kembali menghemat biaya sebesar Rp 700 setiap bulan serta memiliki aset pribadi berupa motor.
Dalam arti lain, menggunakan kendaraan pribadi ke tempat kerja jauh lebih hemat dibandingkan naik kendaraan umum, terlebih transportasi komersial. Kasus Pak Giat ini adalah contoh nyata bahwa ia bisa menghemat biaya transportasi hingga 50% sekaligus mendapatkan manfaat tambahan lainnya.
Akibatnya, membawa atau menggunakan kendaraan pribadi ke tempat kerja merupakan salah satu solusi untuk menghemat biaya transportasi, dan jika belum memiliki kendaraan maka langkah Pak Giat juga bisa menjadi pertimbangan untuk diadopsi.