Benjamin Netanyahu: Perang Tak Akan Berakhir Meski Ada Gencatan Senjata dengan Palestina

Perang di Gaza Belum Berakhir, Netanyahu Tetap Konsisten pada Kebijakan Militer

JAKARTA – Meski kesepakatan gencatan senjata dengan kelompok bersenjata Palestina telah tercapai dan pembebasan sandera dijadwalkan dimulai pada Senin (14/10/2025), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa perang di Gaza belum akan dihentikan.

Dalam pernyataan video yang dirilis pada Minggu malam, ia menyampaikan bahwa langkah diplomatik saat ini tidak menandai akhir dari kampanye militer Israel.

Netanyahu mengungkapkan bahwa ancaman terhadap keamanan negaranya masih sangat besar, sehingga perang belum sepenuhnya selesai. Ia menekankan bahwa upaya-upaya untuk mengakhiri konflik adalah bagian dari strategi jangka panjang yang harus dilakukan dengan ketegasan dan kesiapan penuh.

“Kampanye militer belum berakhir,” ujar Netanyahu dengan suara serak namun tegas. “Masih ada tantangan keamanan besar di depan kita. Beberapa musuh mencoba bangkit kembali untuk menyerang kita lagi.”

Pernyataan tersebut datang menjelang pembebasan 48 sandera yang ditahan di Gaza. Dari jumlah tersebut, 20 di antaranya diyakini masih hidup. Pembebasan sandera ini merupakan bagian dari kesepakatan pertukaran dengan 250 tahanan keamanan Palestina dan 1.700 warga Gaza yang ditahan sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Meskipun momen ini disebut sebagai “sejarah dan penuh haru”, Netanyahu tetap mempertahankan pendiriannya bahwa pembebasan sandera tidak akan mengubah arah kebijakan militernya di Gaza.

Ia menegaskan bahwa perjuangan negaranya belum selesai dan akan terus berlanjut hingga keamanan Israel benar-benar terjamin.

“Ini adalah malam air mata dan malam kebahagiaan,” katanya. “Namun perjuangan kita belum selesai. Kita akan terus melawan sampai keamanan Israel benar-benar terjamin.”

Kemenangan Militer dan Tantangan Ke depan

Netanyahu juga menyebut kemenangan militer yang telah dicapai membuka “peluang baru”. Namun, ia memperingatkan bahwa Israel harus tetap bersatu dalam menghadapi fase berikutnya.

Menurutnya, dengan kekuatan bersama, negara itu telah mencapai kemenangan luar biasa yang mengejutkan dunia. Namun, tantangan-tantangan besar masih menanti di depan.

“Dengan kekuatan bersama, kita telah mencapai kemenangan luar biasa yang mengejutkan dunia. Tetapi kita masih harus menghadapi banyak tantangan ke depan,” ujarnya.

Kepala Staf Angkatan Pertahanan Israel (IDF), Letnan Jenderal Eyal Zamir, memperkuat pesan tersebut dalam pernyataan terpisah. Ia menegaskan bahwa operasi militer terhadap Hamas dan kelompok bersenjata lain akan terus berlangsung, meskipun ada kesepakatan pembebasan sandera dan gencatan senjata sementara.

“Kami akan terus membentuk realitas keamanan baru agar tidak ada ancaman dari Jalur Gaza. Dengan kembalinya para sandera, kami telah memenuhi salah satu tujuan perang yang bersifat nasional, moral, dan Yahudi,” kata Zamir.

Ia juga menyebut bahwa Israel masih berada dalam “perang multifront” dan tindakan IDF kini tengah “membentuk ulang strategi keamanan kawasan Timur Tengah untuk tahun-tahun mendatang.”

Perdebatan di Kabinet dan Tekanan Internasional

Kesepakatan pembebasan sandera sempat memicu perdebatan di kabinet Netanyahu. Dua menteri dari partai sayap kanan Religious Zionism, yakni Menteri Keuangan Bezalel Smotrich dan Menteri Permukiman Orit Strock, menolak kesepakatan tersebut karena dinilai melemahkan posisi Israel.

Namun, kesepakatan tetap disahkan dalam rapat kabinet pada Jumat lalu sebagai bagian dari fase pertama rencana perdamaian Gaza yang didukung Presiden AS Donald Trump.

Di tengah sorotan global dan tekanan internasional untuk menghentikan perang, Netanyahu tampaknya tetap teguh pada posisinya: gencatan senjata bukan akhir, melainkan jeda untuk menghadapi babak baru konflik yang lebih besar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *